20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Habis bagaimana? tanya Wie It Siauw.<br />

Tak apa2, jawabnya. Andai kata situa bangka mempunyai nyali sebesar langit, dia tentu tidak<br />

berani main gila kepada selir Jie Lam ong.<br />

Tapi ada hubungan apakah antara mata bangsat si tua bangka dan kelemahannya yg mau di<br />

cengkram olehmu? tanya pula Wie It Siauw.<br />

Dengan sedikit usaha kita dapat berbuat begitu, sahutnya sambil tersenyum. Dalam hal ini kita<br />

memerlukan bantuan Wie heng. Dengan menggunakan ilmu mengentengkan badan yg tiada<br />

bandingannya kau culik selir itu dan menaruhnya di ranjang si tua bangka. Andaikata dia<br />

dapat mempertahankan diri dan tidak berani mengganggu nyonya itu, dia tetap tidak akan bisa<br />

membersihkan diri, sebab wanita itu terbukti berada dalam kamarnya. Aku akan menorobos<br />

masuk kekamanya dengan tiba2 memaksa dia mengeluarkan obat pemunah. Kurasa dia pasti<br />

akan menurut.<br />

Yo Siauw dan Wie It menepuk nepuk tangan. Mereka sangat menyetujui tipu kawan itu. Boe<br />

Kie sendiri mendongkol tercampur geli. Ia ingat bahwa atas maunya nasib, ia sekarang<br />

menjadi pemimpin serombongan manusia yg cara2nya sering menyeleweng dari kepantasan<br />

dan tiada bedanya dengan sepak terjang kawanan Tio Beng. Tapi ia ingat juga bahwa tipu2<br />

kelompok Tio Beng bertujuan busuk, sedang siasat Hoan Yauw pada hakekatnya bermaksud<br />

baik, yaitu untuk menolong tokoh2 keenam partai persilatan. Memang jg demikian pikirnya<br />

untuk melawan racun orang harus menggunakan racun. Memikir begitu, ia lantas saja tertawa<br />

dan berkata, Hanya saja tipu Hoan Yoe soe harus menyeret juga nama baiknya selir Jie Lam<br />

ong.<br />

Hoan Yauw tertawa, Aku akan mendobrak pintu kamar si tua bangka terlebih cepat supaya<br />

biarpun mau dia tak akan keburu menodai kehormatan nyonya itu, katanya.<br />

Sesudah tercapai persetujuan tipu daya, mereka segera merundingkan tindakan selanjutnya.<br />

Akhirnya ditetapkan, bahwa begitu lekas obat pemunah dapat dirampas, Hoan Yauw akan<br />

pergi kemenara untuk memberikannya kepada jago2 keenam partai, sedang Boe Kie dan Yo<br />

Siauw menjaga diluar menara. Sehabis menunaikan tugas eprtama, Hoan Yauw harus<br />

membakar Bat Hoat sie dan Boe Kie bersama Wie It Siauw akan membakar rumah2 rakyat<br />

disekitar kelenteng tersebut. Dalam kekacauan, rombongan keenam partai yg sudah pulih<br />

te<strong>naga</strong> dalamnya, akan segera menerjang keluar. Yo Siauw mendapat tugas untuk membeli<br />

kuda dan kereta yg hrs menunggu diluar pintu See shia. Semua orang harus menerjang keluar<br />

dari pintu See shia dan lari berpencarang dengan menggunakan kuda2 dan kereta2 itu.<br />

Akhirnya mereka harus berkumpul di Ciang peng.<br />

Dalam rencana itu, ada sesuatu yg tidak disetujui Boe Kie, yaitu pembakaran rumah2 rakyat.<br />

Kauwcoe, kata Yo Siauw dengan suara membujuk, Dalam setiap urusan kita tidak bisa<br />

mengharap kesempurnaan. Kita ingin menolong jago2 itu, supaya dikemudia hari kita bisa<br />

mengusir Tat coe. Tujuan ini demi nusa dan bangsa, demi keselamatan beribu laksa umat<br />

manusia dikolong langit. Jika hari ini kita membakar sejumlah rumah rakyat, tindakan itu<br />

sudah diambil karena terpaksa.<br />

Sesudah mencapai persetujuan bulat, masing2 lantas mulai bekerja. Yo Siauw pergi kepasar<br />

untuk membeli kuda dan Boe Kie membuat racun yg kemudian diserahkan kepada Hoan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 963

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!