20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dengan sorot mata yang ramah dan lembut sekali, In Lee menatapi Boe Kie dengan sikap<br />

termangu dan tertegun. Tiba-tiba saja sinar matanya dalam sekejap telah berobah bersinar<br />

sangat aneh, diiringi oleh kepalanya yang digeleng-gelengkannya.<br />

"Engko A Goe, engkau tidak mengerti ketika digurun pasir didaerah barat dulu, engkau<br />

pernah sehidup semati dengan aku dan di pulau karang itupun engkau sangat setia dan<br />

berbakti, memperlakukan aku dengan sangat baik-- - - - Yaa.. . kau adalah seorang anak yang<br />

baik! Hanya saja ingin kukatakan padamu bahwa hatiku sudah lama kuserahkan kepada si-<br />

Boe Kie cilik itu, maka aku ingin pergi mencarinya . . . aku ingin mencarinya . . ." Dan mata<br />

In Lee telah memandangi Boe Kie sejenak, lalu dia memutar tubuhnya dan melangkah<br />

perlahan-lahan dengan sikap yang lesu.<br />

Mendadak saja Boe Kie tersadar. Rupanya yang benar2 dicintai Piauw moay nya itu adalah<br />

Thio Boe Kie dalam khayalan belaka, yaitu Boe Kie yang terukir dalam sanubarinya, didasar<br />

hatinya yang suci yang pernah dikenalnya di Ouw Tiap Kok dulu itu, tapi bukan Thio Boe Kie<br />

yang sebenarnya, yang kini berada dihadapannya. Ya, bukan Boe Kie yang berbudi pekerti<br />

baik dan bijaksana ini, tetapi adalah Boe Kie cilik, yang licik, yang bengis dan jahat itu.<br />

Bermacam-macam perasaan yang saat itu muncul dihati Boe Kie dan dia hanya duduk<br />

tertegun saja memandangi bayangan Piauw moay yang pergi dengan langkah-langkah kaki<br />

yang lesu, yang lambat laun akhirnya lenyap dari pandangan matanya, tertelan oleh kegelapan<br />

sang malam.<br />

Boe Kie juga yakin dan merasa kasihan kepada Piauw moaynya karena In Lee tentu akan<br />

tetap teringat kepada pemuda tanggung yang pernah dikenalinya di Ouw Tiap Kok itu dan<br />

pasti akan mencari Boe Kie 'khayalan' itu, sekalipun seumur hidupnya tidak akan berhasil<br />

dicapainya, tetapi itu bayang2 dari Boe Kie khayalan itu telah terukir dalam meresap didasar<br />

kalbu dan hatinya yang suci.<br />

Cie Jiak menghela napas menyesal, dan dia jadi berpikir bahwa semua itu karena<br />

kesalahannya, sehingga dia membuat pikiran In Lee tidak waras ....<br />

Tetapi Boe Kie malah berpikir lain.<br />

"Dia memang memiliki pikiran yang kurang waras, itu adalah dosa dan kesalahanku yang<br />

tidak berampun! Kini dia merupakan gadis yang tidak normal alam pikirannya...!" Namun<br />

kalau dibandingkan dengan orang yang berotak waras, dia mungkin lebih bahagia dan senang.<br />

Dan yang dipikirkan Tio beng berbeda lagi. In Lee telah muncul secara tiba-tiba dan telah<br />

pergi lagi begitu saja, hal ini telah membuat hatinya merasa lega. Tetapi bagaimana dengao<br />

Cioe Cie Jiak? In Lee tidak jadi mati. Cia Soen juga selamat tidak kurang suatu apa, kitab<br />

militer dalam To Liong To dan kitab silat dalam It Thian kiam sudah diberikan semua kepada<br />

Boe Kie, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Cie Jiak beberapa saat yang lalu, kalau<br />

dinilai sekarang boleh dibilang sudah tidak memiliki arti apa-apa lagi. Sudah tentu Song Ceng<br />

Soe membinasakan Bok Seng Kok akibat jatuh cinta kepadanya namun itu adalah perbuatan<br />

Song Ceng Soe sendiri. Sebelumnya Cie Jiak sama sekali tidak tahu menahu akan peristiwa<br />

itu, juga tidak pernah meminta kepada Song Ceng Soe untuk melakukan perbuatan itu,<br />

terlebih lagi diantara dia dengan Boe Kie memang pernah ada ikatan tali perkawinan, diluar<br />

dari hubungan yang lainnya.<br />

Setelab semuanya berdiam diri tenggelam dalam alam pikiran masing-masing, tiba-tiba Cie<br />

Jiak telah bangkit berdiri, sambil katanya. "<strong>Mar</strong>i kita segera berangkat!"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1450

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!