20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sementara itu, Pek Kwie Sioe berkata pula: "Yang itu adilah Thio Coei San Siangkong dari<br />

Boe tong pay, yang ini nona In So So, sedang yang itu Siang Kim Pang Tan coe dari agama<br />

kami."<br />

Mendengar perkataan Pek Kwie Sioe, So So merasa sangat girang. Bahwa si kakek hanya<br />

menggunakan istilah "Siangkong" ( tuan ) dan tidak menggunakan lagi perkataan "Thio<br />

Ngohiap", merupakan petunjuk, bahwa ia menganggap Coei San seperti orang sendiri. Sambil<br />

bersenyum, si nona melirik pemuda itu dengan sorot mata menyinta.<br />

Melihat sikap So So terhadap Coei San, Ko Cek Song yang beradat kasar saja meluap<br />

darahnya dan tidak dapat menyembunyikan lagi rasa jelusnya. "Chio Soetee," katanya dengan<br />

suara tawar, "di See hek, kita seperti pemah mendengar, bahwa Boe tong pay adalah sebuah<br />

partai yang tulen dalam Rimba Persilatan diwilayah Tionggoan."<br />

"Benar. akupun seperti pemah mendengar begitu" jawab adik seperguruannya.<br />

"Tapi kita mendengar tidak sama dengan melihat sendiri," kata pula Ko Cek Sang<br />

"Pendengaran itu tidak dapat dipercaya."<br />

"Dalam kalangan Kangouw memang banyak sekali tersiar desas desus yang tidak boleh<br />

dipercaya," menyambung Cio Tauw. "Ko Soeheng, apa artinya perkataanmu itu?"<br />

"Murid dari partai persilatan yang tulen bagaimana bisa bercampur gaul dengan orang-orang<br />

dari Sia kauw (agama yang menyeleweng)?" jawabnya, "Bukankah kejadian itu sangat<br />

menurunkan namanya partai yang sangat cemerlang itu?"<br />

Dalam menyindir Thio Coei San, mereka tak pernah mimpi, bahwa In So So pun seorang dari<br />

Peh bie kauw. Mereka hanya mengetahui, bahwa yang menjadi anggauta agama itu hanya Pek<br />

Kwie Sioe dan Siang Kim Pang.<br />

Coei San meluap darahnya, tapi segera juga ia mendapat pikiran lain. Ia ingat, bahwa<br />

kedatangannya dipulau Ong poan san adalah untuk menyelidiki musuh yang telah<br />

mencelakakan Jie Thay Gam, sehingga ia tak boleh merusak tujuannya sendiri dengan<br />

mengumbar napsu amarah. Ia juga ingat, bahwa biarpun berusia lebih tinggi dari padanya,<br />

kedua Kiamkek Koen loen pay itu adalah orang orang tidak tenama yang baru menceburkan<br />

diri kedalam dunia Kangouw. Maka itu, tak pantas ia meladeninya. Di samping itu, iapun<br />

mengakui, bahwa Peh bie kauw memang suatu agama yang menyeleweng dan In So So serta<br />

Siang Kim Pang adalah manusia-manusia kejam yang dapat <strong>membunuh</strong> sesama manusia<br />

seperti orang menyuap nasi. Ia memang sudah mengambil putusan untuk tidak bergaul terus<br />

dengan orang itu.<br />

Memikir begitu, ia lantas saja tersenyum seraya berkata: "Dengan orang-orang Peh kie kauw,<br />

aku pun baru berkenalan, tidak berbeda dengan kedua Jin heng."<br />

Keterangan itu mengherankan hatinya semua orang, kecuali si nona sendiri, Pek Kwie Sioe<br />

dan Siang Kim Pang pun semula menduga, bahwa persahabatan antara nona In dan Coei San<br />

sudah berjalan lama. In So So sendiri merasa sangat mendongkol. Ia mengerti, bahwa dengan<br />

berkata begitu, Coei San memandang rendah kepada Peh bie kauw. Ko Cek Sang dan Chio<br />

Tauw saling mengawasi dengan senyuman mengejek. Mereka menganggap, bahwa Coei San<br />

sudah jadi ketakutan karena mendengar nama Koen loan pay.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 156

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!