20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

emas yang ia berikan kepada Boe Kie. Kau rupa2nya membenci sangat kotak itu katanya<br />

dengan suara pelan.<br />

Melihat sorot mata Tio Beng yang penuh rasa menyesal, Boe Kie kaget dan heran. Aku tidak<br />

membawa senjata rahasia katanya dengan suara lemah lembut. Dalam keadaan kesusu, aku<br />

sudah menggunakan kotak itu. Harap Tio kauwnio tidak menjadi gusar.<br />

Kedua mata si nona mendadak mengeluarkan sinar terang. Apakah kau selalu membawa<br />

kotak itu? tanyanya.<br />

Ya jawabnya. Melihat Tio Beng terus mengawasi dirinya, dengan paras muka merah cepat2<br />

Boe Kie melepaskan pelukannya pada pinggang Cie Jiak.<br />

Nona Tio menghela nafas dan berkata. Aku tak tahu bahwa Cioe Cie Jiak adalah..adalah<br />

sahabatmu. kalau kutahu tentu tidak berbuat begitu terhadapnya. Kalau begitu kalian adalah ia<br />

tidak meneruskan perkataannya dan menengok ke jurusan lain.<br />

Cioe Kauwnio tidak.bukan..apa2 kata Boe Kie Hanya hanya.<br />

Tanpa mengeluarkan sepatah kata Tio Beng mengawasi pula 2 potong kertas itu. Sinar<br />

matanya menunjuk, bahwa ia ingin bicara banyak tapi mulutnya terkancing.<br />

Melihat begitu Cioe Ci Jiak kaget. Dengan jantung memukul keras ia berkata didalam hati<br />

Ah! Tak dinytana iblis perempuan itu mencintainya.<br />

Tapi Boe Kie tidak memikir sampai disitu. Ia hanya merasa, bahwa ia sudah berbuat salah. Isi<br />

kotak itu sudah mengobati Jie Thay Giam dam In Lie Heng. Sebagai pembalasan budi, ia<br />

menggunakannya sebagai senjata rahasia, sehingga kotak itu terbagi 2. inilah ketelaluan,<br />

pikirnya. Ia segera menjemput ke-2 potong kotak itu dari atas lantai dan berkata dengan suara<br />

meminta maaf. Aku akan meminta seorang tukang yang pandai untuk menyambungnya lagi.<br />

Apa benar? menegas si nona dengan suara girang.<br />

Boe Kie manggutkan kepala. Ia merasa heran mengapa nona Tio begitu girang. Tapi ia tak<br />

mau memikir panjang panjang. Ia hanya menganggap bahwa wanita muda itu sering<br />

menunjukan sikap yang aneh2. ia segera memasukkan kedua potongan itu kedalam sakunya.<br />

Nah, sekarang kau pergilah! kata Tio Beng.<br />

Alis Boe Kie berkerut. Ia datang dengan tujuan untuk menolong para pamannya dan lain2.<br />

sebelum mereka tertolong ia tidak bisa pergi. Tapi dilain pihak, musuh mempunyai banyak<br />

sekali orang pandai dan dengan hanya bertiga, ia tidak bisa berbuat banyak. Tio kauwnio,<br />

perlu apa kau menangkap Toasopeh dan yang lain2nya tanyanya.<br />

Nona Tio tertawa, Maksudku sebenarnya baik sekali jawabnya. Aku mengundang mereka<br />

supaya mereka suka mengeluarkan te<strong>naga</strong> untuk kerajaan supaya kita bersama2 bisa<br />

mencicipi kesenangan dan kemewahan. Diluar dugaan mereka sangat keras kepala. Maka itu,<br />

aku tidak bisa berbuat lain daripada coba membujuk mereka dengan perlahan2.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 946

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!