20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ho Ciok Too menggelengkan kepala. "Tak bisa," katanya. "Hinaan pukulan itu, bagaimana<br />

bisa disudahi saja. Bocah! Sambutlah!" Hampir berbareng dengan bentakannya, tangannya<br />

menyambar kedada Thio Koen Po. Jarak antara dia sangat dekat, sehingga biarpun Boe sek<br />

dan Boe siang ingin menolong, sudah tidak keburu lagi. Semua orang menduga, bocah itu<br />

akan segera terluka berat.<br />

Diserang dengan pukulan hebat itu, kedua kaki Thio Koen Po tidak bergerak. Ia hanya<br />

menggeser ujung kakinya kekanan dan badan nya lantas saja turut berputar kekanan. Dalam<br />

gerakan itu, ia sudah berhasil mengempos pukulan lawan. Hampir berbaring, dengan tinju kiri<br />

melindungi pinggang, telapak tangan kanannya menyambar. Itulah pukulan Yoe co an hoa<br />

chioe (Pukulan menembus bunga) salah satu pukulan pokok dari ilmu silat Siauw lim pay.<br />

Apa yang luar biasa, yalah, waktu memukul tubuhnya kokoh teguh bagaikan gunung, sedang<br />

pukulannya dahsyat seperti gelombang sungai Tiang kang. Semua orang kaget bukan main,<br />

karena pukulan itu bukan pukulan seorang pemuda yang masih hijau, tapi pukulan seorang<br />

tokoh kenamaan dari Rimba Persilatan. Sesudah pundaknya terpukul, Ho Ciok Too tahu,<br />

bahwa te<strong>naga</strong> dalam pemuda itu banyak lebih kuat dari pada Phoa Thian Keng dan kedua<br />

saudara seperguruannya. Tapi ia yakin, bahwa dalam sepuluh jurus, ia akan dapat<br />

merobohkannya. Melihat sambaran Yoe coan hoa chioe yang sangat hebat itu, tanpa merasa ia<br />

memuji. "Bocah! Lihay benar pukulanmu!"<br />

Jantung Boe siang berdebar2. Ia melirik Boe sek dan berkata seraya bersenyum: "Boe sek<br />

Soetee, aku memberi selamat, bahwa dengan diam-diam kau sudah mendapat murid yang<br />

begitu berbakat !"<br />

Boe sek menggelengkan kepala dan berkata dengan suara perlahan. "Bukan ...."<br />

Sementara itu, dengan beruntun Thio Koen Po sudah mengirim empat serangan berantai yaitu<br />

Auw po lat kiong (Menggeser kaki manarik busur), Tan hong tauw yang (Burung hong<br />

menghadap matahari), Sioe teek kiat chiang (Di bawah tangan baju memotong tangan) dan Jie<br />

long tan jan (Jie long memikul gunung). Setiap pukulan di sertai dengan Lweekang yang<br />

sangat tinggi, sehingga semua pendeta jadi kagum bukan main. Thian beng, Boe sek, Boe<br />

siang dan Cit loo dari Sim sian tong saling mengawasi dengan hati berdebar debar. "Pukulanpukulannya<br />

yang sangat bagus dan cepat, masih dapat dimengerti," kata Boe siang. "Tapi<br />

bagaimana dengan Lwee kangnya yang begitu hebat?"<br />

Sesaat itu dengan paras muka ke merah2-an Ho Ciok Too mengirim pukulan yang keenam.<br />

"Sedang seorang bocah saja aku sudah tak mampu jatuhkan, bagaimana aku berani datang di<br />

perguruan silat ditempatnya Siauw lim sie dan mengirim surat tantangan ." pikirnya.<br />

"Bukankah perbuatanku itu hanya jadi bahan tertawaan orang2 gagah dikolong langit?"<br />

sambil memikir begitu, ia memutar badan dan lalu menyerang dengan pukulan Thian san soat<br />

piauw (Salju melayang2 digunung Thiansan), dalam sekejap seluruh badan Thio Koen po<br />

sudah dikurang dengan pukulan2 yang menyambar2 bagaikan turunnya salju.<br />

Kecuali Yo Ko yang pernah memberi petunjuk kepadanya dipuncak Hwa san, Koen Po belum<br />

pernah menerima pelajaran dari lain guru, Oleh karena itu, ia jadi kaget bukan main ketika<br />

melihat serangan2 yang sehebat itu. Pada detik yang sangat berbahaya, dalam bingungnya ia<br />

memutar pinggang kekiri, mengangkat kedua tangannya sampai meleWati dagu dan telapakan<br />

tangan kiri ber hadapan dengan telapak tangan kanan. Itulah pukulan Song coan chioe<br />

(pukulan sepasang lingkaran) dari Siauw limpay, serupa pukulan yang teguh kokoh bagaikan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 50

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!