20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tan Yoe Liang tertawa terbahak-bahak. “Nah begini baru benar,” katanya. “Dengan menepuk<br />

dada aku memberi jaminan, bahwa soal kau menaruh Bong Han Yo di minuman para<br />

pendekar Boe Tong, bukan saja jiwa ayahmu tak akan kurang suatu apa, tapi Cioe Cie Jiak<br />

pun akan segera menjadi isterimu. Sesudah Thio Sam Hong dan para pendekar Boe Tong<br />

berada di dalam tangan kita. Thio Boe Kie pasti akan menurut segala perintah kita. Sesudah<br />

Kay Pang menguasai Beng Kauw, mengusir Tat coe dan merebut pulang tahta kerajaan, kau<br />

dan aku akan menjadi menteri-menteri sendiri negara. Bukan saja isteri kita dan anak-anak<br />

kita, tapi ayahnyapun akan menikmati segala kebesaran.”<br />

Song Ceng Soe tertawa getir. “Thia-thia bukan manusia yang kemaruk harta,” katanya. “Aku<br />

hanya mengharap ayah jangan <strong>membunuh</strong> aku. Kalau harapan itu bisa terkabul, aku sudah<br />

merasa puas.”<br />

Tan Yoe Liang tertawa, “Kecuali ayahmu dewa, ia pasti tak akan tahu latar belakang kejadian<br />

itu,” katanya. “Song Heng Tee, apa kakimu terluka? Kita berdua bisa menunggang kudaku.<br />

Setibanya di kota kita bisa membeli lain kuda.”<br />

“Sebab terburu-buru, betisku terpukul kepingan es,” jawabnya. “Sungguh sial kepingan es itu<br />

kena tepat pada Coe Peng Hiat. Didalam dunia memang sering terjadi kejadian yang<br />

kebetulan.”<br />

Dari pengakuan Song Ceng Soe dapatlah dilihat kelihaian Boe Kie dalam ilmu melepaskan<br />

senjata rahasia. Pemuda itu sama sekali tak pernah menduga, bahwa dirinya dibokong orang.<br />

Ia hanya merasa terpukul kepingan es yang secara kebetulan kena pada jalan darahnya. Hal ini<br />

pada hakekatnya tidak luar biasa. Lengan kita secara tidak sengaja juga sering membentur<br />

meja kursi dan kadang-kadang begitu terbentur, kita merasa kesemutan, karena benturan itu<br />

kebetulan kena pada “Hiat”.<br />

Jilid 65________________<br />

“Bukan sial, tapi mujur,” kata Tan Yoe Liang sambil tertawa. “Song Heng tee bernasib baik<br />

dan sudah ditakdirkan bakal mempunyai isteri yang sangat cantik. Kalau betismu tidak<br />

terpukul es dan kami tidak bisa menyusul, maka kau tak akan tersadar dari kekeliruan.<br />

Dengan demikian, bukan saja namamu hancur, tapi usaha kitapun akan menjadi gagal. Selain<br />

begitu, Cioe Cie Jiak yang ayu akan menjadi isteri Tan Yoe Liang. Bukankah kejadian itu<br />

seperti burung hong berjodoh dengan burung gagak seolah-olah sekuntum bunga tertancap di<br />

atas tai kerbau?” Ia berbicara secara guyon-guyon, tapi setiap perkataannya hebat bukan main<br />

dan menekan Song Ceng Soe, sehingga pemuda itu tidak bisa berkutik lagi.<br />

Song Ceng Soe menghela napas dan berkata dengan suara perlahan. “Tan Toako, bukan aku<br />

tidak percaya….”<br />

“Kau mau bertemu dengan Cioe Kouwnio?” memutus Tan Yoe Liang. “Boleh! Mudah sekali.<br />

Sekarang Pangcoe dan para tiangloo berada di Louw liong dan Cioe Kouwnio pun berada di<br />

situ. <strong>Mar</strong>i kita pergi ke Louw liong. Sesudah urusan Boe tong beres, kakakmu akan segera<br />

mengadakan pesta pernikahan untuk mewujudkan idam-idamanmu. Dan… seumur hidup, kita<br />

akan berterima kasih kepada Tan Yoe Liang Toako… ha..ha..ha….”<br />

“Baiklah, mari kita pergi ke Louw liong,” kata pula Song Ceng Soe. “Tap Toako,<br />

bagaimana… bagaimana Cioe Kouwnio bisa berada dalam tangan kita?”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1184

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!