20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

main kagetnya Thay Giam karena kecepatan yang sungguh luar biasa. Pertama kali, seruan itu<br />

terdengar ditempat yang jaraknya beberapa li dan dilain detik sudah tiba didepan pintu.<br />

Dalam dunia ini kecuali beberapa macam burung yang terbangnya luar biasa cepat, baik<br />

manusia maupun binatang tak akan mempunyai kecepatan yang begitu hebat. Lebih aneh<br />

didengar dari suaranya seruan manusia.<br />

Hampir berbareng dengan berhentinya seruan itu, Tek Seng mengeluarkan teriakan ketakutan.<br />

"Kau....kau juga maui To liong...Peh bie" Peh bie berarti Alis putih.<br />

Mendadak diluar kelenteng terjadi perubahan luar biasa. Puluhan orang Hay see pay tiba2<br />

bungkam mulutnya. Keadaan sunyi senyap se-olah2 puluhan manusia itu berubah menjadi<br />

batu. Mereka seperti juga melihat sesuatu yang sangat menakuti sehingga bahwa takutnya, tak<br />

dapat mereka mengeluarkan suara lagi.<br />

Beberapa saat kemudian kesunyian itu dipecahkan dengan suara "bruk!" dan salah seorang<br />

roboh terguling. Robohnya orang itu disusuri dengan teriakan yang gemetar:" Peh bie!.... Lari.<br />

ayo lari!...." Teriakan itu putus ditengah jalan. Mungkin sekali orang yang berteriak tak bisa<br />

meneruskan teriakannya dan kawan2nya tak kuat lari lagi, sebab sesuatu yang ditakuti sudah<br />

masuk kedalam klenteng.<br />

Jie Thay Giam heran tak kepalang. "Apa itu Peh bie?" tanyanya didalam hati. "Apa binatang<br />

buas atau manusia yang lihay luar biasa, sehingga semua orang ketakutan begitu rupa?"<br />

Se-konyong2 terdengar suara seorang: "Kauw coe Pemimpin Agama tanya kamu, dimana<br />

adanya To Liong to. Lekas keluarkan. Kauw coe berhasil mulai dan akan mengampuni kamu<br />

semua. Suara itu manis dan lemah lembut, tapi mengandung keangkeran.<br />

"Dia...dia yang curi," demikian terdengar jawaban seorang Hay see pay. "Kami datang kemari<br />

justru untuk coba merebut pulang Kauw coe.....Kauw coe....."<br />

"<br />

"Eh, mana golok mustika itu?" tanya suara yang manis itu. Thay Giam tahu, orang itu<br />

menanya Tek Seng, Tapi kakek itu tidak menjawab. Dilain saat terdengar robohnya sesosok<br />

tubuh.<br />

"Celaka! Tek Seng dibinasakan," pikir Thay Giam. Ia yakin, bahwa dengan seorang diri, ia<br />

bukan tandingan musuh. Tapi sesudah mencampuri urusan ini, ia merasa malu untuk<br />

bersembunyi terus. "Mundur dada waktu berbahaya, bukan perbuatan seorang lelaki," katanya<br />

didalam hati. Baru saja ia mau melompat keluar, mendadak terdengar suara yang dingin: "Dia<br />

sudah mati karena ketakutan. Geledah badannya,"<br />

Lain2 Thay Giam terkesiap. "Mati sebab ketakutan?" tanya dalam hati. Sementara itu sudah<br />

terdengar suara dirobeknya pakaian dan dibolak baliknya badan manusia. "Melaporkan<br />

kepada Kauw coe, bahwa dibadan orang ini tidak terdapat apapun juga," kata orang yang<br />

suaranya lemah lembut.<br />

Perkataan orang itu disusul dengan suara pemimpin Hay see pay yang berkata dengan suara<br />

gemetar ; "Kauw coe ... terang dia yang mencuri. Kami tak berani berdusta...." Ia bicara<br />

dengan ketakutan sangat hebat, seperti juga nyalinya hancur, sehingga bulu roma Jie Thay<br />

Giam bangun semua.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!