20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Si juru mudi kelihatannya bercuriga dan berulang kali melirik buntalan Thay Giam. Sesaat<br />

kemudian, dengan menuruti aliran air, perahu itu belayar dengan mengambil arah timur laut.<br />

Sesudah melalui satu li lebih tiba2 terdengar suara gemuruh.<br />

"Juru mudi, apa mau turun hujan?" tanya Thay Giam.<br />

"Bukan." jawabnya seraya tertawa, "Guru itu suara air pasang sungai Cian tong kang. Dengan<br />

mengikuti aliran air pasang. dalam sekejap kita bisa sampai dilain tepi."<br />

Thay Giam mengawasi kearah suara itu. Jauh2 ia lihat sehelai garis putih yang mendatangi<br />

dengan ber-gulung2. Suara itu kian lama kian menghebat dan gelombang juga jadi makin<br />

besar. "Baru sekarang kutahu, bahwa diantara langit dan bumi terdapat pemandangan yang<br />

seangker ini," katanya didalam itati. "Tidak cuma2 aku membuat perjalanan ini." Dilain saat,<br />

ombak sungai sudah tiba dan mendorong perahu dengan kekuatan luar biasa.<br />

Selagi memandang dengan penuh perhatian se-konyong Thay Giam mengeluarkan seruan<br />

tertahan, karena dipuncak ombak terlihat sebuah perahu yang menerjang kedepan menurut<br />

gerakan ombak itu. Apa yang luar biasa ialah pada layar putih dari perahu itu terdapat lukisan<br />

yang merupakan sebuah tangan berwarna merah dengan lima jeriji yang terpentang lebar.<br />

Karena memiliki mata yang sangat tajam, biarpun didalam kegelapan, dalam jarak puluhan<br />

tombak ia sudah bisa lihat tangan berdarah itu.<br />

Sijuru mudi sendiri baru bisa melihatnya sesudah perahu itu datang terlebih dekat. Mendadak<br />

ia mengeluarkan teriakkan ketaku tan:" Hiat chioe hoan." (Hiat chioe hoan perahu layar<br />

Tangan berdarah).<br />

"Apa itu Hiat chioe hoan?" tanya Thay Giam.<br />

Sebaliknya dari menjawab ia menerjun ke dalam air! Thay Giam terperanjat dengan<br />

gelombang yang sebear itu biarpun pandai berenang, orang tak akan bisa bertahan lama<br />

didalam air buru2 ia mengambil sebatang gala yang lalu disodor keair tapi juru mudi itu<br />

menggoyangkan tangan dengan paras muka ketakutan dan dilain saat ia masuk kedalam<br />

gelombang untuk tidak keluar lagi.<br />

Tanpa juru mudi begitu terpukul ombak, perahu itu lantas saja terputar. Cepat2 Thay Giam<br />

pergi kebelakang perahu untuk memegang kemudi pada saat itulah mendadak terdengar suara<br />

"dak" dan perahu Hiat chioe hoan membentur perahunya Thay Giam<br />

Karena kepala Hiat chioe hoan dilapis besi begitu terbentur, perahu Thay Giam lantas saja<br />

bocor dan air menerobos masuk.<br />

Bukan main gusarnya Thay Giam. "Perahu siapa yang begitu kurang ajar?" bentaknya dengan<br />

suara keras. Melihat perahunya sudah hampir tenggelam, dengan sekali menotol ujung kaki, ia<br />

melompat keatas kepala perahu Hiat chioe hoan. Pada yang bersamaan satu ombak besar<br />

menerjang, sehingga Hiat chioe hoan "terbang" keatas, setombak lebih tinggi nya. Kejadian<br />

itu terjadi pada sesaat badan Thay Giam berada ditengah udara sehingga perhitungannya<br />

meleset semua dan ia melayang jatuh kedalam air.<br />

Pada detik yang sangat genting sambil mengempos semangatnya ia menggoyang kedua<br />

pandaknya dan dengan menggunakan gerakan Tee in ciang, tiba2 tubuhnya meleset keatas<br />

lagi setombak lebih dan kedua kakinya hinggap diatas kepala perahu Hiat-chioe-hoan.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 85

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!