20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menuding Hi Pin Ong, Dengan Hian beng Sin ciang. Racun dingin masuk kedalam tubuhku<br />

dan aku hampir tak bisa bergerak. Pada waktu itu Cioe Kouwnio telah merawat aku menyuapi<br />

makan kemulutku dan memberi minum kepadaku. Budi yang besar itu sukar sekali bisa<br />

dilupakan olehku.<br />

Kalau begitu, kalian adalah kawan sedari kecil, kata Tio Beng. Bukankah kau ingin<br />

mengangkat dia sebagai kauwcoe Hoejim (Nyonya kauwcoe) dari Beng Kauw?<br />

Muka Boe Kie jadi terlebih merah. Sebelum musuh dapat diusir, tak bisa aku menikah!<br />

katanya.<br />

Tio Beng lantas saja gusar, Apa benar2 kau mau menumpas aku? tanyanya.<br />

Boe Kie menggelengkan kepalanya. Sampai sekarang aku masih belum tahu asal usul kauw<br />

Nio, katanya. Meskipun kita telah kebentrok berapa kali bukan aku, tp kauwnio yg cari<br />

urusan. Apabila kouwnio sudi melepaskan para pamanku dan tokoh2 berbagai partai, aku<br />

akan merasa sangat berterima kasih dan sedikitpun tidak berani bermusuhan lagi dengan<br />

kouwnio. Apapula kouwnio boleh memerintahkan aku melakukan tiga rupa pekerjaan.<br />

Kouwnio boleh menyebutkannya dan aku pasti akan melakukannya sedapat mungkin.<br />

Tio Beng tertawa, Ah! Kau belum lupa? katanya. Ia berpaling kepada Cioe Cie Jiak dan<br />

berkata pula. Jika benar Cioe kouwnio bukan gadis idamanmu, bukan saudari seperguruanmu<br />

bukan tunangamyu, maka di goresnya muka yg cantik itu sama sekali tiada sangkut pautnya<br />

dengan kau.<br />

Sehabis berkata begitu, ia melirik. Hampir berbareng Lok Thung Kek dan Ho Pit Ong<br />

melompat kedepat Cioe Cie Jiak dengan masing2 mencekal senjata, sedang salah seorang<br />

pengawal menudingkan pisau pada muka Coe.<br />

Thio kong coe, kata pula Tio Beng. Lebih baik kau berterus terang kepadaku.<br />

Selagi Tio Beng bicara, Wie It Siauw membuka telapak tangannya dan meludahinya beberapa<br />

kali, akan kemudian menggosok gosok telapak tangan yg penuh ludah itu di sela sepatunya.<br />

Semua orang merasa heran. Mereka tak bisa menebak apa maksud Wie Hok Ong.<br />

Sekonyong2 Ceng Ek Hong Ong tertawa terbahak bahak dan belum habis ia tertawa tubuhnya<br />

berkelebat bagaikan kilat. Hampir berbareng Tio Beng kedua pipi nya di usap orang dan<br />

dilain detik Wie It Siauw sudah berdiri lagi di tempat semula dengan tangan memegang dua<br />

batang golok pendek. Tak seorangpun melihat, dari pinggang siapa ia mencabut kedua senjata<br />

itu.<br />

Nona Tio terkesiap, ia tak berani meraba pipinya dan lalu mengeluarkan sehelai sapu tangan<br />

untuk menyusutnya. Sapu tangan itu bergelepotan suatu cairan2 lendir yg tercampur tanah.<br />

Ludah Wie Hok Ong! Bahwa gusar, paras muka si nona berubah menjadi meah padam.<br />

Mengingat mukanya dilabur ludah hampir2 ia muntah.<br />

Tio Kouwnio! bentak Wit It Siang dengan suara lantang. Kalau kau mau merusak muka Cioe<br />

Kouwnio, aku tentu tudak bisa mencegah. Nama Thio Kauwcoe kami dikenal ditengah lautan<br />

dan sebagai pemuda berkepandaian tinggi dan tampat, tak sukar untuk mencari gadis2 cantik<br />

untuk dijadikan istri dan empat gundik. Pada hakekatnya, ia tak memikir Cioe Kounio. Tapi<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 950

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!