20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kelihayan ilmu silat itu tergantung atas kepandaian dan te<strong>naga</strong> dalam diri orang yang<br />

menggunakannya.<br />

Diwaktu kecil, Boe Kie sering mendengar ceramah-ceramah mengenai pelajaran kedudukan<br />

Pat-kwa, karena Ya-keng adalah kitab yang terutama dipelajari oleh murid2 Boe tong dan<br />

lweekang Boe tong pay juga berdasarkan kitab itu.<br />

Mendengar perkataan nona Cioe mengenai Soe siang ciang, Soen dan Gok, ia terkejut. Ia<br />

segera memperhatikan po hoat (tindakan) dan jurus2 keempat lawannya dan benar saja, semua<br />

itu berdasarkan perubahan2 dari Soe siang Pat kwa. Sekarang ia mengerti, mengapa Kian<br />

koen Tay lo ie tidak bisa bergerak.<br />

Pada hakekatnya, kalau sama-sama sudah mencapai puncak kesempurnaan, ilmu silat See hek<br />

tidak akan bisa menandingi ilmu dari Tiong goan. Bahwa Boe Kie masih terus bisa<br />

mempertahankan diri adalah karena ia sudah memiliki ilmu See hek sampai pada tingkat yang<br />

tertinggi, sedang keempat lawannya baru mengenal kulit-kulit dari ilmu silat Tionggoan itu.<br />

(See hek Daerah barat).<br />

Dalam sekejap ia sudah dapat memikir beberapa cara untuk merobohkan lawannya itu. Tapi ia<br />

masih bersangsi. Kalau kini aku menjatuhkan mereka, Biat coat akan mendusin dan<br />

menggusari nona Cioe, pikirnya. Nenek itu sangat kejam. Ia dapat melakukan perbuatan<br />

apapun jua.<br />

Maka ia tak lantas mengubah cara bersilatnya. Tapi sekarang, berbeda daripada tadi, ia bisa<br />

melayani dengan tenang sambil memperhatikan jurus-jurus lawan. Makin lama ia makin tahu<br />

seluk-beluk Ceng-hoan Liang gie.<br />

Sementara itu, melihat keadaan Boe Kie tak berubah, Cie Jiak jadi makin bingung.<br />

Dalam repotnya melayani musuh, ia tentu tak bisa lantas menangkap ilmu silat yang sangat<br />

tinggi itu, pikirnya. Melihat Boe Kie makin terdesak, ia jadi nekat.<br />

Sambil menghunus pedang, ia melompat masuk ke dalam gelanggang. Soe wie Cianpwee!<br />

serunya. Jika kalian tidak bisa merobohkan bocah itu, biarlah aku yang mencoba-coba.<br />

Ho Thay Ciong jadi gusar. Jangan rewel! Minggir kau! bentaknya.<br />

Alis Pan Siok Ham berdiri. Pernah apa kau dengan bocah itu? tanyanya dengan suara keras.<br />

Kau mau melindungi dia? Koen loen pay tak boleh dibuat permainan.<br />

Karena topengnya dilucuti, paras muka Cie Jiak lantas saja berubah merah.<br />

Cie Jiak balik! bentak Biat-coat.<br />

Koen-loen-pay tidak boleh dibuat permainan. Apa kau tidak mendengar?<br />

Boe Kie merasa sangat berterima kasih. Dia merasa, bahwa mereka terus berlagak terdesak, si<br />

nona pasti akan mencari lain daya upaya untuk membantu dirinya. Kalau hal itu dilihat oleh<br />

Biat-coat, Cie Jiak bisa celaka. Maka itu, ia lantas tertawa terbahak-bahak. Aku adalah<br />

pecundang dari Go-bie-pay, katanya. Aku pernah ditawan Biat-coat Soethay, memang benar<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 791

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!