20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dengan lirikan mata saja, mereka sudah bicara banyak, karena dalam keadaan sedemikian,<br />

yang satu tahu apa yang mau dikatakan oleh yang lain.<br />

Entah sudah selang berapa lama barulah Coei San menunduk dan melirik kecintaannya. Ia<br />

terkejut, karena kedua mata si nona kelihatan basah dan paras mukanya penuh kedukaan.<br />

"Mengapa kau menangis ?" bisiknya.<br />

"Diantara manusia atau dibawah lautan mungkin sekali aku dapat berkumpul dengan kau."<br />

jawabnya perlahan. "Tapi dihari kemudian, sesudah kita meninggal dunia, kau masuk di<br />

surga, aku... aku ....akan masuk keneraka !"<br />

"Omong kosong!" bentak Coei San dengan suara menyinta.<br />

So So menghela napas dan berkata dengan suara menyesal: "Aku sendiri mengerti ......aku<br />

mengakui, bahwa aku telah melakukan banyak sekali perbuatan jahat dan banyak <strong>membunuh</strong><br />

manusia secara sembarangan."<br />

Coei San terkejut. Diam diam dia merasa, bahwa memang benar dia tidak pantas menikah<br />

dengan seorang wanita yang sepak terjangnya menyeleweng seperti So So. Akan tetapi karena<br />

rasa cintanya sudah mendalam dan juga sebab dalam menghadapi bahaya besar, orang tidak<br />

menghitung hitung kejadian dihari kemudian, maka ia lantas saja membujuk dengan suara<br />

lemah lembut:<br />

"Jika kau ingin memperbaiki kesalahanrnu, sekarang masih belum terlambat. Mulai dari<br />

sekarang, kau harus berbuat kebaikan guna menebus segala dosamu." So So tidak menyahut.<br />

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba ia menyanyi dengan perlahan.<br />

Yang dinyanyikannya adalah lagu Sam poyang, sebuah lagu rakyat yang sangat terkenal pada<br />

jaman kerajaan Goan. Lagu itu biasa dinyanyikan rakyat dari selatan sampai diutara, hanya<br />

kata katanya banyak berbeda satu sama lain.<br />

Sambil menahan napas Coei San mendengar nyanyian itu yang seperti berikut<br />

"Dia dan aku,<br />

Aku dan dia.<br />

Diantara kita, terdapat binyak rintangan.<br />

Bagaimana dapat mencapai sebuah pernikahan?<br />

Akhirnya mati didepan keraton Giam ong.<br />

Ai ya ! Biarkanlah !<br />

Mengambil alu untuk menumbuknya.<br />

Mengambil gergaji untuk menggargajinya.<br />

Mengambil penggilingan untuk menggilingnya,<br />

Mengambil kuali untuk menggorengnya.<br />

Ai ya ! Biarkanlah !<br />

Apa yang terlihat, manusia, hidup mendapat hukuman,<br />

Belum pernah terlihat, setan jadi perantaian.<br />

Ai ya ! Biarkanlah !<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 202

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!