20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Boe Kie merasa dadanya mau meledak. Kalau tekadnya untuk menyembunyikan diri kurang<br />

kuat, ia tentu sudah melompat dan mencaci orang-orang itu yang menghina mendiang ibunya.<br />

Selebar mukanya merah padam, air matanya berlinang-linang, tapi dengan sekuat te<strong>naga</strong> ia<br />

mempertahankan diri.<br />

Sebagai manusia yang tidak kejam, mendengar pertanyaan Coe Jie, dengan suara perlahan<br />

Ceng hie menjawab, Isteri Thio Ngohiap adalah anaknya In Thian Ceng dari Peh bie kauw.<br />

Dia bernama In So So.<br />

Ah! teriak Coe Jie. Wajahnya lantas saja berubah pucat.<br />

Sebab menikah dengan perempuan siluman itu, nama Thio Ngohiap menjadi hancur, hingga<br />

pada akhirnya ia <strong>membunuh</strong> diri di Boe tong san, menerangkan Ceng hie. Kejadian itu<br />

diketahui oleh orang sedunia. Apakah nona tak tahu?<br />

Tidak jawabnya dengan mata membelalak. Aku berdiam di Leng coa to, kutak tahu kejadian<br />

dalam rimba persilatan di wilayah Tionggoan. Tapi, di manakah adanya In So So sekarang?<br />

Dia <strong>membunuh</strong> diri bersama-sama Thio Ngohiap. jawabnya.<br />

Coe Jie melompat bagaikan dipagut ular. Jadi dia dia sudah mati? teriaknya.<br />

Kau mengenal In So So? tanya Ceng hie dengan suara heran.<br />

Sesaat itu, disebelah timur laut sekonyong-konyong terlihat sinar api yang berwarna biru.<br />

Celaka! seru In Lie Heng. Keponakan Ceng Soe dikepung musuh. Ia memutar badan dan<br />

memberi hormat kepada Biat coat dan yang lain lain, dan kemudian dengan tergesa-gesa lari<br />

ke jurusan sinar api itu.<br />

Dengan sekali mengibas tangan, murid-murid Go bie segera mengikuti dari belakang In Liok<br />

hiap.<br />

Waktu sudah datang dekat, mereka mendapat kenyataan bahwa seorang pemuda yang<br />

mengenakan pakaian sastrawan sedang dikepung oleh tiga orang. Ketiga orang itu, yang<br />

bersenjata golok, memakai tudung dan mengenakan pakaian kacung atau pesuruh. Sesudah<br />

menyaksikan beberapa gerakan, murid-murid Go bie merasa heran, sebab biarpun seperti<br />

pesuruh, mereka ternyata berkepandaian tinggi, lebih tinggi daripada toojin-toojin yang<br />

dirobohkan oleh In Lie Heng. Pemuda itu, yang bersenjata pedang panjang, sudah jatuh<br />

dibawah angin, tapi pembelaannya sangat kuat, sehingga sedikitnya untuk sementara ia masih<br />

dapat mempertahankan diri.<br />

Tak jauh dari gelanggang pertempuran berdiri 6 orang yang mengenakan jubah panjang warna<br />

kuning dengan sulaman obor merah di tangan jubah. Itulah tanda, bahwa mereka anggota Mo<br />

kauw.<br />

Melihat kedatangan In Lie Heng dan rombongan Go bie, seorang kate gemuk dari antara<br />

keenam penonton itu berteriak, In Lie Heng tee (persaudaraan), kalian gagal! Larilah! Kami<br />

akan melindungi dari belakang.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 651

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!