20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kakekku, ibuku atau SintiauwTayhiap Yo Ko tiada yang mampu memiliki ilmu yang luar<br />

biasa itu."<br />

"Bolehkah kau memperkenalkan orang2 berilmu itu kepadaku ?" tanya Ho Ciok Too.<br />

"Kalau kau mau bertemu dengan Thia thia (ayah) mudah sekali," jawabnya. "Tapi dua orang<br />

lainnya sangat sukar dicari, karena mereka tak punya tempat kediaman yang tentu"<br />

Ho Ciok Too berdiri bengong, seperti juga ia masih merasa sangat menyesal karena putus nya<br />

tali khim itu. Si nona tertawa seraya berkata dengan suara menghibur."Dengan sekali gebrak.<br />

kau sudah berhasil merobohkan Koen loen Sam-seng dan hasil itu boleh dibuat bangga. Perla<br />

apa kau berduka karena hal yang remeh itu?"<br />

Ho Ciok Too terkesiap. "Koen-loen Samseng?" ia menegas, "Apa kau kata? Bagaimana kau<br />

tahu?"<br />

"Bukankah ketiga orang itu dikenal sebagai Koen-loen Sam sang?" tanyanya. "Kepandaian<br />

mereka mamang cukup tinggi, tapi jika mau coba2 membentur Siauw lim sie, kurasa mereka<br />

agak tahu diri . . . " Melihat paras muka Ho Ciok Too mengunjuk perasaan heran yang<br />

semakin besar, si nona lalu menaya. "Mengapa kau kelihatannya heran?"<br />

"Koen loan Sam seng . . . Koen loan Sam seng Ho Ciok Too . . . itulah aku sendiri!" katanya<br />

dengan suara perlahan.<br />

Sekarang giliran Kwee Siang yang terheran heran. "Kau... kau Koen loen Sam seng?"<br />

tanyanya. " Mana yang dua lagi?<br />

"Koen loen Sam seng hanya satu orang," jawabnya, "Di See ek aku telah mendapat nama<br />

walaupun bukan nama besar. Kawan2 disitu menganggap, bahwa aku memiliki<br />

kepandaian tinggi dalam ilmu main khim, ilma pedang dan ilmu main catur, sehingga oleh<br />

karena nya, kata mereka, aku boleh dinamakan sebagai Khim seng dan Kiam seng dan Kie<br />

sang (Nabi khim, Nabi pedang dan nabi kie. Kie berarti Tio kie atau catur). Lantaran aku suka<br />

sekali berdiam digunung Koen loen san, maka mereka memberi julukan -Koen loan Sam<br />

seng- kepadaku. Tapi aku selalu merasa malu dengan istilah Seng itu. Mana bisa manusia<br />

seperti aku menamakan diri sebagai seorang nabi ? Biarpun gelaran itu diberikan oleh orang<br />

lain, tak boleh aku menerimanya dengan begitu saja. Maka itulah, aku segera mengubah<br />

namaku, Aku menggunakan nama Ho Ciok Too, yang jika disambung jadi -Koen loan Sam<br />

seng Ho Ciok Too- (Koen loen Sam seng tidak cukup berharga untuk dibicarakan). Dengan<br />

demi kian orang tidak bisa mengatakan, bahwa aku manusia sombong."<br />

Si nona menepuk2 tangan dan tertawa geli, "Oh, begitu?" katanya: "Mati hidup aku menduga,<br />

bahwa Koen loen Sam seng terdiri dari tiga orang. Tapi siapakah ketiga orang tua itu ?"<br />

"Mereka adalah orang2 Siauw lim pay." Kwee Siang terkejut. "Siauw lim pay ?" ia menegas.<br />

"Hm ! . . . . Ilmu silat mereka kurang. Yang lain cukup tinggi ...<br />

benar! Ilmu pedang sikakek muka merah memang Tat mo Kiam hoat. Tak salah! Si muka<br />

penyakitan paling belakang menyerang dengan ilmu Wie to Hok mo kiam (ilmu pedang<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 40

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!