20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sesudah berdiam sejenak, si tabib berkata pala. "Mengapa kamu tidak mau lantas berlalu dari<br />

situ? Huh-huh! Apa kamu kira aku akan merasa kasihan? Tanyakanlah anak itu. Tanya dia<br />

berapa lama dia sudah berdiam dirumahku."<br />

Sie Kong Wan dan Kan Ciat lantas saja mengawasi Boe Kie yang lalu mengacungkan dua jari<br />

tangannya.<br />

"Duapuluh hari?" tanya Sie Kong Wan.<br />

"Dua tahun dua bulan tepat" jawabnya.<br />

Kan Ciat dan Sie Kong Wan merasa kepala mereka seperti disiram air es. Mereka saling<br />

mengawasi dengan mulut ternganga.<br />

"Biarpun dia berdiam disini sepuluh tahun, aku tetap tidak menolongnya," kata Ceng Goa,<br />

"Hanya sayang didalam tempo satu tahun, racun dingin yang mengeram dalam isi perutnya<br />

akan mengamuk, sehingga biar bagaimanapun jua, dia tak bisa hidup setahun lagi. Aku<br />

pernah bersumpah dihadapan leluhur agama kami, bahwa biarpun ayah sendiri, biarpun anak<br />

kandungku sendiri, aku tetap tak akan menolong, jika ia bukan murid Beng keuw."<br />

Dengan putus harapan Kan Cat dan Sie Kong Wan menghela napes berulang-ulang. Tapi baru<br />

saja mereka mau berjalan keluar, tiba-tiba Ouw Ceng Goe berkata "Bocah Boe tong pay itu<br />

mengerti juga sedikit ilmu pengobatan. Meskipun ilmu pengobatan Boe tong tidak dapat<br />

menandingi ilmu ketabiban Beng kauw, kurasa dia tidak akan membinasakan kamu dengan<br />

pengobatan yang keliru. Apa dia suka monolong atau tidak, bukan urusanku"<br />

Sie Kong Wan agak terkelut. Didengar dari pada suaranya, si tabib malaikat seperti juga<br />

memberi isyarat supaya Boe Kie memberikan pertolongan. Maka itu, ia lantas saja berkata:<br />

"Jika Thio Siauw hiap sudi menolong, kami mempunyai haranan lagi untuk bisa hidup terus."<br />

"Bukan urusanku!" bentak Ceng Goa. "Boe Kie kau dengarlah. Aku melarang kau mengobati<br />

mereka dalam rumahku. Kalau kamu tidak berada dalam rumah ini, aku tidak perduli."<br />

Kan Ciat dan Sie Kong Wan kaget dan heran. Mereka sungguh tak mengerti apa maksudnya<br />

si tabib malaikat yang beradat aneh.<br />

Tapi Boe Kie yang sangat pintar lantas saja tahu apa maunya Ceng Goe. "Kalian jangan<br />

mengganggu Ouw Sinshe yang sedang sakit," katanya. "Ikutlah aku."<br />

Mereka lalu mengikutt Boe Kie keruang depan.<br />

"Pengetahuanku tentang ilmu ketabiban sebenarnya sangat cetek dan luka kalian sangat luar<br />

biasa," kata si bocah. "Maka itu.. aku tidak mempunyai pegangan, apa aku akan berhasil atau<br />

tidak. Jika kalian percaya dan rela diobati olehku, bolehlah aku mencoba-coba. Tapi aku tidak<br />

bertanggung jawab akan keselamatan jiwa kalian."<br />

Waktu itu, mereka sedang menderita hebat. Rasa sakit gatal, meluang dan kesemutan<br />

tercampur menjadi satu. Mereka mau mati tidak bisa mau hidup pun tidak dapat. Maka itu,<br />

begitu mendengar perkataan Boe Kie, mereka segera menyetujui untuk menerima pertolongan<br />

bocah itu dengan rela hati.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 453

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!