20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Si muka merah mengangguk. "Benar," katanya. "Kemana nona sendiri mau pergi?"<br />

"Kalian pergi ke Siauw Lim sie, akupun mau kesitu," jawabnya.<br />

Tiba2 simuka pucat menyelak:" Siauw lim sie tak pernah mempermisikan orang perempuan<br />

masuk kedalam kuil dan juga tak pernah mempermisikan masuknya orang yang membawa<br />

senjata."<br />

Ia bicara dengan suara sombong, tanpa melirik kepada si nona.<br />

Kwee Siang jadi mendongkol. "Tapi mengapa kalian sendiri membawa senjata?" tanyanya.<br />

"Bukankah dalam kantong dicelana, berisi senjata ?"<br />

"Bagaimana kau bisa dibandingkan dengan kami," kata simuka pucat dengan suara tawar.<br />

"Sombong sungguh! Siapa sebenarnya kalian?" tanya sinona dengan suara yang sama<br />

tawarnya. "Apa Koen loen Sam seng sudah bertempur dengan pendeta2 Siauw 1im sie?"<br />

"Bagaimana kesudahannya ?"<br />

Mendengar kata2 Koen loen Sam sang," ketiga Orang itu jadi kaget bukan main dan paras<br />

muka mereka lantas saja berubah.<br />

"Nona kecil," kata simuka merah.'"Bagaimana kau tahu hal Koen loen Sam seng ?'<br />

"Tentu saja kutahu," jawabnya.<br />

Mendadak simuka pucat maju setindak dan membentak: "She apa kau ? Siapa gurumu Ada<br />

urusan apa kau datang kesini ?'<br />

"Bukan urusanmu," sinona balas membentak.<br />

Simuka pucat yang sangat berangasan dan yang selama puluhan tahun selalu dihormati orang,<br />

lantas saja meluap darahnya. la segera mengangkat tangan untuk menggaplok si jelita yang<br />

dianggap sangat kurang ajar. Tapi sebelum tangannya melayang, tiba2 ia ingat kedudukannya<br />

yang sangat tinggi. la insyaf bahwa adalah sangat tidak pantas, jika sebagai seorang tua, ia<br />

menghina seorang muda, lebih2 seorang wanita. Mengingat begitu, ia mengurungkan niatnya<br />

untuk menggampar muka, tapi tangannya menyambar terus kepinggang sinona dan tiba2<br />

pedang Kwee Siang bersama sarungnya sudah pindah tangan! Kecepatan orang tua itu,<br />

sungguh sukar dilukiskan.<br />

Selama berkelana dalam dunia Kangouw kejadian getir itu belum pernah dialami oleh nona.<br />

Kepandaian yang dimilikinya memang belum cukup untuk malang melintang dengan leluasa.<br />

Akan tetapi, jago2 Rimba Persilatan sebagian besar tahu, bahwa ia adalah puteri Kwee Ceng,<br />

sedang pentolan2 dalam kalangan tersesat juga banyak sekali mengenalnya karena atas<br />

undangan Yo Ko, mereka pernah datang di Siang yang untuk memberi selamat panjang umur<br />

kepadanya. Maka itu semua orang berlaku sungkan terhadap si nona, jika tidak memandang<br />

muka Kwee Ceng, memandang Yo Ko. Di samping itu si nona mempunyai paras yang cantik<br />

dan adat yang polos terbuka. Ia tidak pernah bersikap sombong dan memandang siapapun<br />

juga sebagai sesama manusia. Bukan jarang ia mengajak buaya2 kecil minum arak ber-sama2.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 30

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!