20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tua. Jenazah Thio Kauwcoe, pendekar besar disuatu jaman hanay ditemani rembulan dan<br />

angin dingin. Apa siasat itu tidak lihay?”<br />

Mendengar keterangan itu, semua orang terkejut. Mereka merasa bahwa dugaan si nona<br />

bukan tebakan kosong. Boe Kie orang yang beradat keras, biar bagaimana sukarpun ia pasti<br />

berusaha untuk terus menolong Cia Soen. Dalam usaha itu ia rela mengorbankan jiwa.<br />

Andaikan mesti mendaki gunung golok atau mencebur ke dalam kuali minyak mendidih, ia<br />

pasti tak akan mundur.<br />

Sesudah menghela napas, Tio Beng berkata, “Dengan demikian Bengkauw akan hancur lebur.<br />

Sesudah itu Goan tin akan maju lebih jauh, ia akan meracuni Kong boen Hong thio dan<br />

melimpahkan dosa di atas kepala Kong tie Taysoe. Tak sukar menjalankan siasat ini. Asal ia<br />

membuat bukti palsu, para pendeta Siauw lim pasti akan percaya. Setelah Kong boen dan<br />

Kong tie dirobohkan dengan bantuan teman-teman, ia tentu akan diangkat menjadi Hong thio.<br />

Sesudah menjadi Hong thio ia akan memerintahkan penyerangan terakhir pada sisa Bengkauw<br />

dan Bengkauw akan musnah dari bumi. Saat itu gelar jago nomor satu dikolong langit akan<br />

jatuh pada dirinya. Kalau To liong to tak muncul lagi ya sudah saja. Tapi apabila golok<br />

mustika itu kelihatan dalam kalangan Kangouw, semua orang menyetujui bahwa pemiliknya<br />

yang sah adalah Goan tin Seng ceng Hong thio dari Siauw lim sie. Jika orang yang memegang<br />

golok itu tak menyerahkannya kepada Goan tin, dia mungkin tak bisa hidup selamat dalam<br />

waktu lama.”<br />

Tio Beng bicara dengan bisik-bisik dan hanya bisa didengar oleh beberapa orang. Tapi<br />

sesudah si nona selesai bicara, Cioe Tian segera menepuk lututnya keras-keras dan berkata<br />

dengan suara nyaring. “Benar-benar siasat yang hebat!” Banyak orang menengok dan<br />

mengawasi omongan Bengkauw.<br />

“Siasat apa?” tanya Soema Cian Ciong, “Apa boleh loohoe tahu?”<br />

“Tak bisa,” jawab Cioe Tian, “Aku ingin mengadu domba orang-orang gagah dikolong langit<br />

agar mereka saling bunuh. Siasatku itu tak bisa diberitahukan kepada siapapun juga. Kalau<br />

rahasia bocor, tak manjur lagi.”<br />

“Bagus! Bagus!” kata Soema Cian Ciong sambil tertawa. “Tapi, bagaimana kau mau<br />

mengadu domba orang-orang gagah?”<br />

“Tipuku sangat hebat!” teriak Cioe Tian. “Aku mengatakan bahwa To liong to berada dalam<br />

tanganku dan siapa yang ilmu silatnya paling tinggi akan mendapat golok mustika itu.”<br />

“Bagus! Bagus!” teriak Soema Cian Ciong. “Bicara terus!”<br />

“Kau ingin merebut To liong to untuk menjadi Boe lim Cie coen, Siecan dibunuh setan arak,<br />

setan arak dibunuh hweeshio, si hweeshio dibunuh oleh too soe, si too soe dibunuh si nona<br />

terus menerus drah mengucur, mayat memenuhi lapangan ini. Apa itu tak bagus?”<br />

Semua orang terkesiap, mereka merasa bahwa biarpun seperti orang berotak miring, perkataan<br />

Cioe sangat tepat.<br />

Jie loo (tetua nomor dua) dari Khong tong-pay, Cong Wie hiap segera bangun berdiri dan<br />

berkata, “Perkataan Cioe sianseng sangat beralasan. Ketika orang terang tidak bicara secara<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1344

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!