20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Bek Pangcoe," kata Cia Soen seraya tertawa dingin. "Bukankah pada Go gwee tahun ini di<br />

muara Sungai Bin kiang kau telah membajak sebuah perahu dari Liaow tong ?"<br />

Paras muka Bek keng lantas saja berubah pucat . "Benar," jawabnya.<br />

"Sebagai bajak, memang juga, kalau tidak membajak, kau tentu tak bisa hidup," kata pula Cia<br />

Soen. "Bahwa kau membajak, sangat dapat dimengerti olehku. Sedikitpun aku tidak<br />

menyalahkan kau. Tapi mengapa kau sudah melemparkan beberapa puluh pedagang yang<br />

tidak berdosa kedalam laut dan telah memperkosa tujuh wanita sehingga mereka jadi binasa?<br />

Apakah seorang gagah dalam dunia Kang ouw boleh melakukan perbuatan yang terkutuk itu<br />

?"<br />

Bek Keng bergemetar sekujur badannya. "Itu.... itu ..... perbuatan .....perbuatan orang orang<br />

ku," jawabnya terputus-putus. "Aku aku sama sekali tidak mengambil bagian."<br />

Cia Soen mengeluarkan suara dari hidung. "Huh! Enak benar kau menyangkal!" bentaknya.<br />

"Andai kata benar kau tidak mengambil bagian, karena kau sama sekali tidak mencegah orang<br />

orangmu melakukan perbuatan yang sangat memalukan Rimba persilatan, maka semua<br />

kedosaan harus ditanggung olehmu sendiri. Perbuatan itu seperti juga dilakukan olehmu<br />

sendiri. Sekarang aku mau tanya: Siapa siapa pada hari itu telah melakukan perbuatan<br />

terkutuk itu ?"<br />

Untuk menyelamatkan jiwanya sendiri, Bek Keng segera menghunus golok. "Coa Sie, Hoa<br />

Cong San Ouw Liok ! Kamu bertiga mengambil bagian di hari itu!" Hampir berbareng,<br />

bagaikan kilat ia membacok tiga kali dan ketiga bajak itu lantas saja rubuh tanpa bernyawa<br />

lagi.<br />

"Bagus! Hanya sayang terlalu terlambat," kata Cia Soen. "Kalau hari itu kau menghukum<br />

mereka, hari ini aku tentu tidak turun tangan. Bek Pangcoe, ilmu apa yang paling diandalkan<br />

olehmu?"<br />

Melihat ia tidak dapat meloloskan diri lagi, Bek Keng berkata dalam hatinya : "Kalau<br />

bertanding didaratan, mungkin aku tidak dapat melawannya dalam tiga jurus. Tapi diair<br />

adalah duniaku. Andai kata kalah, aku masih dapat melarikan diri. Tak mungkin ilmu<br />

berenangnya lebih lihay daripada aku." Memikir begitu, ia lantas saja berkata: "Aku ingin<br />

meminta pelajaran Cia Cianpwee dalam ilmu berkelahi dibawah air."<br />

"Baiklah, mari kita pergi ketengah laut untuk menjajal kepandaian" jawab Cia Soen sambil<br />

meagangguk. Tapi baru berjalan beberapa tindak, ia berhenti seraya berkata: "Tahan! Aku<br />

kuatir begitu lekas aku pergi, orang-orang itu lantas saja kabur!"<br />

Mendengar perkataan itu, semua orang tereajut. Apa dia mau membinasakan semua orang ?<br />

Bek Keng sungkan menyia-nyiakan kesempatan baik dan ia segera berkata dengan tergesagesa<br />

"Biarpun didalam air, aku pasti bukan tandingan Cianpwee. Aku mohon pertandingan<br />

dibatalkan saja dan aku mengaku kalah."<br />

"Hm... kalau begitu, aku boleh tak usah banyak berabe," kata Cia Soen. "Jika kau mengaku<br />

kalah, kau harus <strong>membunuh</strong> diri."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 175

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!