20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Demikianlah Boe Kie terus menggunakan ilmu Seng hwee leng yang aneh. Ia bergulingan<br />

kesana-sini. Ia kelihatannya bingung, repot dan terdesak. Tapi pada detik terakhir serangan2<br />

berbahaya, ia selalu dapat meloloskan diri dari bencana.<br />

Sesudah lewat puluhan jurus, orang-orang gagah yang berpengalaman mulai merasa bahwa<br />

Boe Kie sedang menggunakan ilmu silat luar biasa, misalnya sebangsa ilmu Coei pat-sian<br />

(Delapan dewa mabuk ). Tapi ilmu itu banyak lebih sukar dan mengandung perubahanperubahan<br />

yang lebih sulit daripada segala ilmu yang dikenal dalam wilayah Tionggoan.<br />

Pada hakekatnya silat Persia kuno itu digunakan untuk melawan hanya seorang dari ketiga<br />

tetua Siauw lim, dengan mudah Boe Kie bisa memperoleh kemenangan. Kekuatan ketiga<br />

ketua itu terletak pada kerja sama mereka yang sangat erat. Sesudah mempelajari Kim kong<br />

Hok-mo coan bersama-sama selama puluhan tahun, pikiran mereka sudah terjalin menjadi<br />

satu. Kalau yang satu menghadapi bahaya, dua yang lain segera membantu secara wajar.<br />

Maka itulah, sesudah bertempur kira-kira duapuluh jurus, Boe Kie belum juga bisa mendapat<br />

kemajuan.<br />

Pada dasarnya sebagian kecil silat Seng hwee leng termasuk di jalanan sesat sedang Kim kong<br />

Hok mo coan berdasarkan ilmu Sang Buddha menaklukan segala apa yang sesat.<br />

Dengan demikian sesudah bertempur beberapa lama lagi, sifat iblis dari ilmu Seng hwee leng<br />

itu mulai mempengaruhi Boe Kie. Dibawah tekanan ilmu yang bersih suci, pikiran Boe Kie<br />

mulai kalut. Tanpa diketahui oleh para hadirin ia menghadapi bencana. Andaikata tidak<br />

terpukul dalam seratus jurus lagi ia bakal roboh sendiri. Bahwa Beng kauw sering dinamakan<br />

orang sebagai "Agama iblis" ( Mo kauw ), bukan sama sekali tidak beralasan, sedang ilmu<br />

silat Seng hwee leng adalan gubahan "si Orang tua dari Pegunungan," "si raja iblis yang bisa<br />

<strong>membunuh</strong> manusia tanpa berkedip. Pada waktu meyakinkan ilmu itu, Boe Kie tidak melihat<br />

dan tidak merasakan apapun juga. Tapi sekarang dalam menghadapi musuh besar yang<br />

menggunakan ilmu lurus bersih, bagian yang berbabaya dari ilmu tersebut menonjolkan diri.<br />

Tiba tiba ia tertawa-tertawa berkakakan yang bernada "iblis" dan membangunkan bulu roma.<br />

Mendadak, sehabis tertawa itu, dari dalam tanah diantara ketiga pohon siong terdengar suara<br />

orang menghafalkan kitab-Budha. Boe Kie kaget dan mengenali, bahwa yang menghafalkan<br />

kitab bukan lain dari pada ayah angkatnya. Ia mengerti, bahwa sedari dipenjarakan, setiap hari<br />

orangtua itu mendengari penghafalan kitab suci yang dilakukan oleh ketiga pendeta Siauwlim.<br />

Sang ayah angkat pernah menolak untuk melarikan diri karena ia merasa mempunyai<br />

alasan dosanya terlalu besar: "Apakah sesudah mendengari pembacaan kitab suci selama<br />

beberapa bulan, Giehoe mendusin?" tanya Boe Kie didalam hati.<br />

Sementara itu, tekanan tambang ketiga pendeta itu mulai berkurang.<br />

Cia Soen menghafal terus.<br />

Boe Kie belum menyelami intisari dari pada pelajaran Budha. Tapi kata-kata yang diucapkan<br />

oleh Cia Soen dimengerti olehnya dan kira-kira berarti begini: Segala sesuatu didalam dunia<br />

merupakan kekosongan. Aku sama sekali tidak memikiri badanku atau badan orang lain.<br />

Kalau ada orang <strong>membunuh</strong> aku atau menyembelih aku, akupun tak merasa gusar, karena aku<br />

tak menganggap tubuhku sebagai milik sendiri."<br />

"Apakah sesudah berdiam disini beberapa bulan Giehoe benar-benar sudah mencapai tingkat<br />

yang bebas dari rasa kaget, rasa takut dan kuatir?” tanya Boe Kie didalam hati. "Apakah<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1379

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!