20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Melihat pemuda itu mengawasi tanpa berkesip Cia Soen segera berkata: "Lukisan itu adalah<br />

buah tangan Thio Ceng Yoe dari jaman kerajaan Liang. Aku telah mencurinya dari istana<br />

kaizar. Menurut orang, kalau melukis <strong>naga</strong>, ia tak pernah melukis mata <strong>naga</strong> itu, sebab, jika<br />

dilukis, gambar <strong>naga</strong> lantas saja hidup dan terbang kelangit sesudah mendobrak tembok.<br />

Tentu saja cerita itu omong kosong belaka dan hanya digunakan untuk memberi pujian<br />

kepada lukisan <strong>naga</strong> Thio Ceng Yoe yang indah luar biasa. Menurut pendapatku, duapuluh<br />

empat huruf yarg ditulis olehmu ditembok batu tidak kalah indahnya dari lukisan San soei<br />

itu."<br />

"Boanpwee hanya mencorat coret secara serampangan, mana bisa dibandingkan dengan<br />

pelukis kenamaan dijaman dulu" Coei San merendahkan diri.<br />

Demikianlah, mereka beromong omong tentang sastra dan lain-lain ilmu jaman dulu dan<br />

jaman sekarang dengan tuan rumah bicara sebagai seorang sasterawan besar. Coei San merasa<br />

sangat kagum akan pengetahuan Cia Soen, tapi hatinya tetap diliputi kegusaraaan karena<br />

mengingat kekejaman orang itu. Beberapa lama kemudian, ia mulai merasa sebal dan lalu<br />

memandang keluar jendela, dengan membiarkan si nona bicara terus dengan tuan rumah.<br />

Tiba-tiba ia lihat matahari sore yang tengah menyelam ditepian laut dan yang memancarkan<br />

sinar emas yang gilang gemilang. Selagi mengawasi dengan pikiran melayang layang,<br />

mendadak ia terkejut. "Mengapa matahari menyelam disebelah balakang perahu ?" tanyanya<br />

didalam hati. Ia menengok seraya berkata : "Cia cianpwee, juru mudimu telah mengambil<br />

jalanan yang salah. Kita menuju kearah timur."<br />

"Tidak salah, kita memang sedang menuju ke timur," jawabnya.<br />

In So So juga kaget. "Disebelah timur adalah lautan besar. Kemana kita mau pergi?"<br />

tanyanya.<br />

Cia Soen tidak segera memberi jawaban, tapi pelan-pelan menuang secawan arak dan lain<br />

mengendus endusnya dengan paras muka berseri-seri."Arak ini adalah Lie tin, Tin cioe dari<br />

Siauwhin," katanya sambil bersenyum. "Usianya paling sedikit sudah dua puluh tahun dan Jie<br />

wie tak boleh memandang rendah."<br />

"Aku bukan bicarakan soal arak," kata si nona dengan suara tidak sabaran. "Perahu salah jalan<br />

dan kau harus memerintahkan jurumudi memutar kemudi."<br />

"Bukankah waktu masih berada di pulau Ong poan san aku sudah memberitahukan kalian<br />

seterang-terangnya?" kata Cia Soen, "Sesudah mendapatkan To liong to, aku ingin mencari<br />

sebuah tempat yang terpencil, dimana aku bisa menggunakan tempo beberapa tahun untuk<br />

coba memecah kan teka teki sekitar golok mustika itu. Aku ingin mencari tahu, mengapa To<br />

liong to dikatakan sebagai senjata yang paling dihormati dalam Rimba persilatan dan apa<br />

benar pemiliknya dapat menguasai segenap orang gagah dikolong langit, Daratan Tiong-goan<br />

adalah tempat yang sangat ramai. Begitu lekas orang tahu bahwa aku memiliki golok itu,<br />

mereka ramai ramai tentu akan menyateroni untuk coba merebutnya dari tanganku. Dengan<br />

adanya gangguan itu, mana bisa aku memusatkan pikiran? Kalau yang datang pentolanpentolan<br />

seperti Thio Sam Hong Sianseng atau Peh bie kauwcoe atau yang lain lain, belum<br />

tentu aku dapat menandinginya. Itulah sebabnya, mnengapa aku ingin cari sebuah pulau yang<br />

kecil dan terasing ditengah-tengah lautan, guna dijadikan tempat tinggalku selama beberapa<br />

tahun."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 192

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!