20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Toako, jika kau mempunyai lain pendapat, lebih baik tau mengutarakan saja terang-terangan<br />

supaya kita beramai dapat mengatasinya" kata So So. "Biar bagaimanapun jua, kita tak nanti<br />

meninggalkan kau disini seorang diri"<br />

"Toako," Coei San menyambungi, "apakah karena mempunyai banyak musuh, kau kuatir<br />

akan merembet-rembet kami? Sepulangnya di Tiong goan, kita boleh mencari sebuah tempat<br />

yang sepi dan kita boleh hidup menyendiri tanpa bergaul dengaa manusia lain. Menurut<br />

pendapatku, paliang benar kita berdiam di Boe tong san. Tak seorang pun yang akan<br />

menduga, bahwa Kim-mo Say-ong berada digunung itu."<br />

"Hmm.... " Cia Soen mengeluarkan suara dihidung. "Biarpun kakakmu seorang bodoh, tak<br />

usah ia menyembunyikan diri dibawah perlindungan Thio Cinjin!'<br />

Coei San terkejut. Ia tahu bahwa ia sudah kesalahan bicara dan buru buru berkata pula .<br />

"Bukan, bukan begitu maksudku. Kepandaian Toako tidak barada disebelah bawah Soehoe<br />

dan tentu saja Toako tak perlu berlindung dibawah perlindungan Soehoe. Di wilayah Tiong<br />

goan terdapat banyak sekali tempat yang terpencil dan jauh dari dunia pergaulan. misalnrya<br />

Hoei kiang, Tibet, daerah gurun pasir dan sebagainya. Kita berempat boleh pergi kesitu dan<br />

menuntut<br />

penghidupan yang tenteram "<br />

"Kalau mau mencari tempat yang jauh dari pergaulan manusia, tempat inilah yang paling<br />

baik!" Kata sang kakak. "Eh, katakan saja, apa kamu mau pergi atau tidak?"<br />

"Tanpa kau, kami tak akan berangkat," jawab So So dan Boe Kie dengan berbareng.<br />

Cia Soen menghelas napas "Baiklah"' katanya "kita semua jangan pergi. Sesudah aku mati,<br />

kamu masih mempunyai banyak tempo untuk pulang ke Tiong goan."<br />

"Benar, kita sudah berdiam disini sepuluh tahun dan tak usah kita tergesa-gesa." kata Coei<br />

San.<br />

"Bagus!" bentak Cia Soen. "Sesudah aku mampus, aku mau lihat apa kamu masih mau<br />

berdiam disini." Seraya berkata begitu, mendadak ia menghunus To liong to dan mengayun<br />

kelehernva.<br />

Semangat Coei San terbang. "Jangan celakakan Boe Kie!" teriaknya. Ia mengerti, bahwa ia<br />

tak akan mampu mencegah niat kakaknya sehingga jalan satu-satunya adalah berteriak begitu.<br />

Benar saja Cia Soen terkejut. Goloknya berhenti ditengah udara dan ia, bertanya: "Apa?"<br />

"Toako jika kau sudah mengambil keputusan pasti siauwtee tidak dapat berbuat lain dari pada<br />

meminta diri," katanya dengan suara parau dan lalu berlutut dihadapan sang kakak.<br />

"Giehoe!" teriak Boe Kie. "Jika kau tidak pergi akupun tidak pergi. "Kalau kau bunuh diri,<br />

akupun bunuh diri"<br />

Cia Soen kaget. Ia tahu, bocah yang luar biasa pincar itu sekarang balas menggeretaknya.<br />

Buru buri ia memasukan To liong to kedalam sarung dan membentak: "Setan kecil! Jangan<br />

ngaco kau!"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 261

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!