20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

putera Thio Coei San, si orang she Coe lalu membinasakan kawanan anjing, sebagai tindakan<br />

pertama untuk mendapat kepercayaan.<br />

Sesudah itu, dia berlaku manis-manis sampai akhirnya membakar gedung sendiri. Biarpun<br />

termusnahnya rumah-rumah itu harus disayangkan, akan tetapi harta benda tersebut tidak<br />

berarti banyak jika disbanding dengan To Liong To, senjata mustika yang dapat membuat<br />

pemiliknya menjadi seorang termulia dalam rimba persilatan.<br />

Waktu masih berada di pulau, aku sering melihat Gie Hu duduk bengong sambil memeluk<br />

golok itu, kata Boe Kie dalam hati. Tapi selama sepuluh tahun, ia masih juga belum bisa<br />

menembus rahasia golok itu. Coe Tiang Leng adalah seorang yang pintar luar biasa dan<br />

kecerdasan otaknya lebih lihai daripada Gie Hu. Jika To Liong To sampai jatuh ke tangannya,<br />

apa yang tak dapat ditembus Gie Hu, mungkin sekali dapat dipecahkan olehnya.<br />

Sesaat itu, suara tindakan kaki sudah terdengar tegas, sebagai tanda bahwa rombongan<br />

pengejar sudah masuk ke dalam hutan.<br />

Bocah itu pasti bersembunyi di hutan ini, bisik Boe Liat. Tak mungkin dia kabur ke tempat<br />

lain.<br />

Ssst! Tiang Leng memutuskan perkataannya. Sesaat kemudian ia berkata pula dengan suara<br />

keras. Hai! Entah apa kesalahan Tin Jie. Aku sungguh sangat kuatir. Ia masih begitu kecil dan<br />

kalau sampai terjadis sesuatu atas dirinya, biarpun badanku hancur luluh, aku masih belum<br />

bisa menebus dosa. Suara itu dikeluarkan dengan nada parau, seperti juga benar-benar<br />

ia bersusah hati. Akan tetapi, bagi Boe Kie perkataan-perkataan itu membangunkan bulu<br />

roma.<br />

Dilain saat, Boe Kie mendengar suara beberapa orang memukul alang-alang dengan tongkat.<br />

Ia rebah sambil menahan nafas dan tidak berani berkutik. Untung juga, hutan sangat luas dan<br />

mereka tidak dapat ke tempat persembunyian si bocah.<br />

Sesudah berusaha beberapa lama tanpa berhasil, tiba-tiba Coe Tiang Leng membentak keraskeras,<br />

Tin Ji, apakah yang sudah dperbuat olehmu sehingga saudara kecil kabur ditengah<br />

malam buta?<br />

Kioe Tin kaget, tapi ayahnya segera memberi isyarat dengan kedipan mata. Dari tempat<br />

sembunyinya, Boe Kie melihat kedipan itu.<br />

Aku hanya berguyon dan sudah menotok jalan darahnya, jawab si nona.<br />

Tidak dinyana, adik Boe Kie menganggap salah. Sehabis berkata begitu, ia berteriak, Adik<br />

Boe Kie! Dimana kau? Lekas keluar! Tin Cie ingin menghaturkan maaf kepadamu.<br />

Tapi tentu saja teriakan itu tidak mendapatkan jawaban. Tiba-tiba terdengar suara<br />

tangisannya, Thia, jangan! Jangan pukul aku ratapnya.<br />

Aku tidak sengaja tidak sengaja.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 576

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!