20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Melihat pemuda itu, darang Ciang poen Liang tauw meluap. “Manusia she Song!” bentaknya.<br />

“Secara tak menganal malu kau menyusup ke dalam Kay pang. Mungkin sekali kau juga turut<br />

mencelakai Soe pangcoe kami, dan kau masih ada muka untuk menemui aku?”<br />

Song Ceng Soe tertawa dingin. “Dalam dunia Kang ouw, berusaha menyelidiki rahasia musuh<br />

adalah kejadian lumrah,” katanya. “Kau harus sesali dirimu sendiri yang tidak punya mata dan<br />

tidak bisa lihat siapa sebenarnya Song toaya.”<br />

“Binatang!” teriak Ciang poen Liong tauw. “Partai sendiri dikhianati olehmu. Terhadap ayah<br />

kau tidak berbakti. Kau pasti akan mengkhianati juga isterimu sendiri. Go bie pay bakal<br />

hancur dalam tanganmu.”<br />

Muka Song Ceng Soe sebentar pucat, sebentar merah. “Tutup bacotmu!” bentaknya dengan<br />

suara gemetar.<br />

Ciang poen Liong tauw tidak mencaci lagi. Sambil menggeram ia menghantam dengan<br />

telapak tangannya. Song Ceng Soe berkelit dan balas menyerang dengan Kim teng Bian ciang<br />

(pukulan kapas) dari Go bie pay.<br />

Karena gusar, jago Kay pang itu menyerang mati-matian dan mengirim pukulan-pukulan yang<br />

membinasakan. Diserang begitu, Song Ceng Soe lantas saja jatuh di bawah angin. Sebelum<br />

menjadi anggota Kay pang, Ciang poen Liong tauw sudah mendapat nama besar dan dalam<br />

Partai Pengemis, kedudukannya hanya berada di sebelah bawah Pangcoe, Coan kang dan Cie<br />

hoat Tiangloo.<br />

Di lain pihak Song Ceng Soe adalah murid Boe tong turunan ketiga, dan ia baru saja<br />

mempelajari pukulan Kim teng Biau ciang. Sebab belum cukup berlatih, ia belum bisa<br />

mempergunakan ilmu silat itu sebaik-baiknya. Demikianlah saban-saban terdesak, secara<br />

wajar ia membela diri dengan Bian ciang dari Boe tong pay yang sudah dipelajari olehnya<br />

sedari kecil. Antara Kim teng Bian ciang dan Bian ciang Boe tong pay memang banyak<br />

persamaannya, sehingga orang luar bisa keliru.<br />

Makin lama perut In Lie Heng jadi makin panas. “Song Ceng Soe!” ia akhirnya membentak.<br />

“Mukamu sungguh2 tebal! Kau mengkhianati Boe tong pay, tapi kau gunakan ilmu silat Boe<br />

tong pay untuk menolong jiwamu. Kau membelakangi ayahmu, tapi kau masih ada muka<br />

untuk menggunakan ilmu silat yang diturunkan oleh ayahmu!”<br />

Muka Ceng Soe berubah merah. “Apa jempolnya ilmu silat Boe tong pay?” teriaknya. “Kau<br />

lihatlah!” Seraya berkata begitu, ia mengibaskan tangan kirinya di depan mata Ciang poen<br />

Liong touw dan sesudah membuat tujuh delapan gerakan kilat, lima jari tangan kanannya<br />

mendadak menyambar dan menancap di kepala pemimpin Kay pang itu. Semua orang<br />

terkesiap. Di lain detik Song Ceng Soe mencabut jari-jari tangannya yang berlumuran darah<br />

dan Ciang poen Liong touw roboh tanpa bernyawa lagi.<br />

“Apa Boe tong pay mempunyai ilmu silat begini?” tanya Ceng Soe dengan suara dingin.<br />

Di antara ribut suara orang, tujuh delapan anggota Kay pang melompat masuk ke lapangan.<br />

Sebagian menggotong jenazah pemimpin mereka dan sebagian pula menerjang Song Ceng<br />

Soe!<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1360

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!