20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kedukaan. Tapi diluar dugaan semakin jauh ia berkelana mendaki gunung2 yang indah dan<br />

sunyi semakin besar kedukaannya.<br />

Jalan kecil itu, dibuat atas perintah Kaizar Kocong dari kerajaan Tong, untuk memudahkan<br />

lalu lintas kekuil Siau-lim-sie.<br />

Sesudah berjalan beberapa lama, Kwee Siang melihat lima buah air terjun digunung seberang<br />

dan dibelakang sebuah tikungan, apat2 terlihat tembok dap genteng dari se buah kuil yang<br />

besar luar biasa.<br />

Sambil mengawasi bangunan2 yang berderet, si nona berkata dalam hatinya. "Semenjak dulu<br />

Siauw lim sie dikenal sebagai pusat pelajaran ilmu silat. Tapi mengapa, selama dua kali<br />

diadakan pertandingan di puncak gunung Hwa-san, diantara lima jago utama tidak terdapat<br />

orang yang berkepandaian Cukup tinggi? Atau apakah, karena sudah memiliki ilmu yang<br />

sangat tinggi, mereka sung kan mencampuri segala pergaulan didalam dunia?"<br />

Sambil berpikir, ia mendekati kuil itu.<br />

Ia turun dari tunggangannya dan menuju ke pintu kelenteng. Ia melewati pohon2 itu yang<br />

berdiri sejumlah pay batu yang sebagian besar sudah rusak, sehingga hurup2nya tak dapat<br />

dibaca lagi.<br />

Si nona menghela napas. "Ah ! Huruf2 yang terpahat di pay batu sudah hampir tak terbaca<br />

karena lamanya tempo, tapi mengapa, huruf2 yang terukir dalam hatiku, semakin lama jadi<br />

semakin tegas ?" katanya didalam hati.<br />

Dalam saat, ia berpapasan dengan sebuah pay batu yang sangat besar dengan hurufnya yang<br />

masih dapat di baca. Pay itu ternyata hadiah Kaizar Tong-thay-tong sebagai pujian untuk jasajasanya<br />

para pendeta Siauw-lim-Sie<br />

Menurut catatan sejarah, pada waktu masih jadi Raja muda Cin-ong, Tong-thay-cong pernah<br />

membawa tentara untuk menghukum Ong Sie Oen. Dalam peperangan itu, bajak pendeta<br />

siauw-lim-sie memberi bantuan dan yang paling terkenal berjumlah tiga belas orang. Antara<br />

mereka itu, hanya seorang she Tham yang suka menerima pangkat jenderal sedang yang<br />

lainnya, sesudan peperangan selesai, lantas meminta diri. Tong-thay-cong tak dapat menahan<br />

mereka dan sebagai pernyataan terima kasih kepada setiap orang, ia menghadiahkan satu<br />

jubah pertapaan yang sangat indah.<br />

"Pada jaman antara kerajaan Soe dan Tong ilmu silat Siau Lim sie sudah tersohor dikolong<br />

langit," kata Kwee Siang didalam hati.<br />

"Selama beberapa ratus tahun, ilmu silat itu tentu sudah memperoleh banyak kemajuan. tahu<br />

berapa banyak orang yang berilmu bersembunyi dalam kuil yang besar ini?"<br />

Selagi dia melamun dibelakang pohon, tiba2 terdengar suara berkerincingnya rantai besi,<br />

disusul dengan suara seseorang yang sedang menghafal Hoed keng (Kitab Suci agama<br />

Budha). Antara perkataan2 yang di hafal ia menangkap kata2 seperti berikut.<br />

"... Dari cinta timbul ke jengkelan, dari cinta timbul ketakutan. Jika seseorang menyingkirkan<br />

diri dari cinta, ia terbebas dari kejengkelan dan ketakutan."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!