20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sebenarnya Kie Siauw Hoe yang mendapat suatu petunjuk, datang ke lembah ini untuk<br />

mencari Tiap kok Ie sian Ouw Ceng Goe. Ia datang dengan serapa maksud dengan Kan Ciat<br />

beramai itu.<br />

Maka itu, melihat keadaannya Kan Ciat semua, ia heran siapa tahu duduknya hal sederhana<br />

saja. Ia lantas mengerti bahwa Ouw Ceng Goe tidak berniat menolongi mereka itu. Tapi<br />

mengenai Boe Kie, kepercayaannya lantas muncul. Bukankah ia telah ditusuk berulang-ulang<br />

dan sekarang rasa nyerinya telah berkurang banyak? Ia jadi tidak boleh memandang enteng<br />

kepada usia bocah ini.<br />

"Baiklah." katanya kemudian. "Aku terima kasih padamu ! Tidak apa tabib besar tidak mau<br />

mengobati aku, asal ada kau si tabib kecil..."<br />

Boe Kie lantas minta bibi itu masuk ke kamar samping dimana ia lantas bekerja. Lebih dulu ia<br />

guntingi bajunya si bibi dibagian tubuhnya yang terluka. Ia mendapatkan tiga luka bacokan<br />

golok dibahu, sambungan pundaknya telah menggeser dari tempatnya. Di lengan juga ada<br />

tulang yang remuk. Di matanya tabib yang kebanyakan, luka luka itu ialah luka luka yang<br />

sukar untuk di obati, tetapi dimata muridnya Ouw Ceng Goe, itulah luka luka biasa. Maka<br />

Boe Kie lebih dulu menyambung rapi dulu, tulang yang berkisar itu, habis mana ia<br />

memborehkan obat. Kemudian lagi, ia membuat surat obat, yang obatnya ia suruh kacung<br />

memasaknya matang. Ia belum biasa membalut luka tapi toh, walaupun rada lambat, dapat<br />

menyelesaikan juga tugas ketabibannya itu.<br />

"Kouwkouw, sekarang silahkan kau beristirahat dulu," katanya akhirnya. "Sebentar, setelah<br />

habis kekuatan baal dari obat ini, kau akan merasa sakit luar biasa."<br />

"Terima kasih!" menyahut bibi itu.<br />

Boe Kie pergi ke kamar obat untuk mencari buah ongoo dan buah heng. Ia bawa itu untuk<br />

dikasihkan pada Poet Hwie. Ketika ia kembali, si nona sudah tidur menyender kepada ibunya<br />

sebab dia telah tidak tidur satu malaman. Dari itu ia masuki saja buah buahan itu ke dalam<br />

saku sinona. Lantas ia kembali ke depan.<br />

Pria yang muntah darah itu, orang Hoa san pay, lantas berbangkit. Ia menjura dalam terhadap<br />

si anak tanggung.<br />

"Siauw Sinshe." katanya. Ia memanggil "Siauw Sinshe" atau tabib kecil. "Oleh karena Ouw<br />

Sin she lagi sakit, kau saja yang menolong mengobati kami. Pasti kami akan sangat bersyukur<br />

terhadap mu..."<br />

Boe Kie mengawasi orang itu dan kawan kawannya. Sebenarnya semenjak ia belajar ilmu<br />

kecuali mengobati Siang Gie Coen dan Kie Siauw Hoe ini, belum pernah ia mencoba terlebih<br />

jauh kepandaiannya itu. Akan tetapi ia ingat kata katanya Ouw Sinshe, ia menguasai dirinya.<br />

"Rumah ini rumah Ouw Sinshe," ia berkata. "Dan aku sendiri, adalah orang yang menderita<br />

sakit yang berada dibawah rawatannya, mana berani aku melancangi tuan rumah ?"<br />

Orang Hoa San Pay itu mengawasi si bocah, ia seperti dapat membade hati orang.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 449

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!