20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Ceng-hong ragu,Aku bisa dimarahi, katanya.<br />

Tak mungkin! kata Boe Kie, Melihatku pulang dengan sehat, Sam soepeh tentu kegirangan.<br />

Mana ia ada waktu untuk mengusir kau?<br />

Kedua too-tong itu tahu bahwa semua pemimpin Boe tong-pay dari Couw soe sampai pada<br />

Boe tong Cit-hiap sangat mencintai paman kecil itu. Sekarang mendadak Siauw soesiok itu<br />

pulang dalam keadaan sembuh. Kejadian ini tentu saja kejadian yang sangat menggirangkan.<br />

Maka itu mereka berpikir, Apa halangannya kalau si paman kecil mau berguyon sedikit untuk<br />

menggirangkan hati Jie Thay Giam yang sedang sakit?<br />

Baiklah Siauw soesiok, kami menurut saja, kata Beng-goat.<br />

Sambil tertawa ha ha hi hi Ceng-hong segera membuka pakaian imamnya, sepatu dan kaus<br />

kakinya yang lalu diserahkan kepada Boe Kie. Sementara itu Beng-goat membuat kundai<br />

imam di kepala sang paman. Dalam sekejap seorang kong-coe yang tampan sudah berubah<br />

menjadi seorang too-tong.<br />

Siauw soesiok, tak bisa kau menyamar sebagai Ceng-hong sebab mukamu sangat berlainan,<br />

kata Beng-goat. Begini saja, kau mengaku sebagai seorang murid baru dan menggantikan<br />

Ceng-hong yang keseleo kakinya. Tapi kau harus mempunyai nama. Nama apa yang baik?<br />

Sesudah berpikir sejenak Boe Kie berkata sambil tertawa, Ceng-hong meniup daun-daun<br />

jatuh. Biarlah aku menggunakan nama Sauw-cap. (Ceng-hong Angin, Sauw-yan Menyapu<br />

daun)<br />

Kedua too-tong itu tertawa nyaring. Ceng-hong menepuk-nepuk tangan dan berseru,<br />

Bagus!...Sungguh bagus nama itu!<br />

Selagi mereka bersenda gurau, tiba-tiba terdengar teriakan si too-jin penyambut tamu, Hei,<br />

lagi apa kamu? Mengapa belum juga keluar?<br />

Boe Kie dan Beng-goat buru-buru memikul kursi tandu dan pergi ke kamar Jie Thay Giam.<br />

Dengan hati-hati mereka mengangkat Jie Sam-hiap dan merebahkannya di kursi. Pendekar<br />

Boe tong itu kelihatannya diliputi kedukaan dan ia tidak memperhatikan kedua too-tong<br />

tersebut. Pergi ke belakang gunung, ke tempat Couw soeya, katanya.<br />

Mereka segera memikul kursi tandu itu dan berangkat. Beng-goat berjalan di depan dan Boe<br />

Kie di belakang sehingga Jie Thay Giam hanya melihat punggung Beng-goat. Kong-siang<br />

sendiri berjalan di samping tandu. Karena diminta oleh sang paman, too-jin penyambut tamu<br />

itu tidak ikut.<br />

Thio Sam Hong menutup diri dalam sebuah gubuk kecil, di hutan bambu di belakang gunung.<br />

Tempat itu sunyi senyap kecuali suara burung dan binatang-binatang kecil tidak terdengar<br />

suara apapun juga.<br />

Setibanya di depan gubuk Beng-goat dan Boe Kie menghentikan langkah. Baru saja Jie Thay<br />

Giam mau memanggil, dari dalam gubuk mendadak terdengar sang guru, Seng ceng Siauw<br />

lim-pay yang mana yang datang berkunjung? Aku minta maaf bahwa aku tidak dapat<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 875

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!