20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Mendadak kecurigaan keempat paman guru itu terhadap dirinya, Boe Kie jadi makin bingung<br />

dan berduka. Sekonyong-konyong dari dalam gua keluar semacam bau wangi yang tercampur<br />

dengan bau anaknya binatang, seperti jua gua itu pernah atau memang sedang dialami<br />

binatang. Karena kuatir wewangian itu diendusi para pamannya, sembil menahan napas dan<br />

mencekal sebelah tangan Tio Beng, Boe Kie masuk lebih jauh ke dalam gua. Supaya tak<br />

tersandung batu-batu yang menonjol, sambil berjalan Boe Kie meraba-raba lantai gua dengan<br />

tangan kirinya. Sesudah beberapa tindak dan baru saja membelok di sebuah tikungan lain,<br />

tangannya mendadak menyentuh sebuah benda lembek seperti tubuh manusia.<br />

Boe Kie terkesiap, “tak perduli orang ini sahabat atau musuh sedikitpun dia tak bersuara para<br />

paman tentu akan mendengarnya,” katanya dalam hati. Bagaikan kilat ia menotok lima “hiat”<br />

di dada orang itu dan kemudian mencekal tangannya dan hatinya mencelos, sebab tangan itu<br />

seperti es tangan orang mati! Dengan bantuan sinar remang-remang yang menembus dari luar<br />

ia mengawasi muka orang itu. Tiba-tiba ia menggigil. Lapat-lapat ia seperti melihat muka Boh<br />

Seng Kok! Tanpa menghiraukan bahaya lagi, ia mendukung jenazah itu dan maju beberapa<br />

tindak ke tempat yang lebih terang. Sekarang ia mendapat kepastian, bahwa jenazah itu adalah<br />

jenazah Boh Seng Kok, yang mukanya pucaat dan matanya belum tertutup. Gusar dan duka<br />

bergolak-golak di dada pemuda itu, untuk sejenak ia berdiri terpaku.<br />

Beberapa tindakan Boe Kie itu sudah didengar oleh keempat pendekar Boe Tong. “Siapa?”<br />

bentak Jie Lian Cioe. Dengan serentak mereka menghunus pedang.<br />

Boe Kie mengeluh, “Jika ditemukan, aku pasti tidak bisa mengelakkan tuduhan <strong>membunuh</strong><br />

paman,” pikirnya.<br />

Pada detik itu di dalam otaknya berkelebat-kelebat berbagai ingatan. Dadanya menyesak<br />

dengan kedukaan yang sangat hebat karena ia ingat budi kecintaan Boh Seng Kok terhadap<br />

dirinya.<br />

Dalam menghadapi bahaya, Tio Beng bisa berpikir cepat. Mendadak ia melompat dan<br />

menerjang sambil memutar pedang, bagaikan kilat ia mengirim empat serangan dengan<br />

pukulan-pukulan Go Bie Kiam Hoat yang terhebat. Baru saja keempat pendekar Boe Tong<br />

menangkis, ia sudah menerobos keluar dan sembil mengelakkan tikaman Thio Siong Kee, ia<br />

melompat ke punggung kuda dan menendang perut tunggangan itu dengan kakinya sehingga<br />

lantas saja kabur sekeras-kerasnya. Tiba-tiba ia merasa punggungnya sakit dan matanya<br />

berkunang-kungan. Sambil mendekam dan memeluk leher kuda ia mempertahankan diri dan<br />

kabur terus. Ternyata ia sudah kena pukulan Jie Lian Cioe dan meskipun kenanya tidak telak,<br />

ia terluka berat.<br />

Sementara itu sambil berteriak-teriak, keempat pendekar Boe Tong sudah mengejar dengan<br />

menggunakan ilmu mengentengkan badan. “Makin jauh aku lari, makin gampang dia<br />

meloloskan diri,” kata Tio Beng di dalam hati. “Untung juga semua orang mengejar aku.”<br />

Ketika si nona menerjang ke luar, Boe Kie mencelos hatinya. Dilain saat barulah ia mengerti,<br />

bahwa Tio Beng telah menggunakan tipuan muslihat untuk memancing harimau<br />

meninggalkan gunung untuk menolong dirinya. Buru-buru dengan mendukung jenazah Boh<br />

Seng Kok, ia lari keluar dan terus kabur ke jurusan barat sebab para pamannya mengejar ke<br />

arah timur. Sesudah melalui kurang lebih dua li, ia berhenti dan menaruh jenazah itu di<br />

belakang sebuah batu besar. Sesudah itu, ia kembali ke jalanan tadi dan memanjat sebuah<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1171

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!