20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mengalirnya hawa tulen diseluruh tubuh, begitu lekas kulitnya tersentuh air dingin, secara<br />

wajar tubuhnya lalu mengeluarkan te<strong>naga</strong> menolak. Gigi kodok merah memang sangat tajam,<br />

tapi pada waktu itu, tajamnya gigi tak bisa melukai lagi badannya.<br />

Tapi makin tinggi pelajaran Kioe Yang Cin Keng jadi makin sulit dan kemajuannyapun jadi<br />

makin perlahan. Untuk menyelami jilid ketiga, ia harus menggunakan tempo kurang lebih<br />

setahun. Sedang jilid yang terakhir, yaitu jilid keempat, memerlukan waktu dua tahun lebih.<br />

Pada suatu malam Boe Kie membuka halaman terakhir dari jilid terakhir. Ia girang bercampur<br />

terharu. Sudah empat tahun lebih ia berdiam di lembah itu, dari bocah, ia sudah menjadi<br />

pemuda yang bertubuh jangkung. Selama itu, mungkin sekali di dalam dunia sudah terjadi<br />

perubahan perubahan besar yang tidak diketahui olehnya.<br />

Dengan banyaknya memperoleh pengalaman pahit getir selama yang dirasakannya, maka<br />

penghidupan di lembah lebih nyaman bagi Boe Kie. Tidak ada hasrat untuk terjun ke dalam<br />

pergaulan, dimana Boe Kie mengganggap banyak manusia yang pandai berpura-pura dan ia<br />

lebih senang bergaul dengan kera kera yang umumnya mempunyai sifat yang polos, yang<br />

menyenangkan dan dapat diajak bermain sebagai kawan sejati.<br />

Dengan Lweekang yang sangat dalam, Boe kie telah hidup dalam dunianya sendiri. Banyak<br />

masalah dan persoalan yang sesungguhnya mengganggu hatinya, sering Boe Kie terangsang<br />

oleh keinginan2 untuk terjun dalam dunia persilatan lagi, dalam dunia pergaulan, namun<br />

perasaan2 seperti itu ditindasnya. Dan banyak pula orang2 yang berkenan di hatinya yang<br />

memiliki budi kebaikan terhadap dirinya, tapi sayang sekali perasaan takut terhadap<br />

lingkungan pergaulan diantara manusia2 yang pandai berpura2 itulah yang menyebabkan Boe<br />

Kie akhirnya memutuskan untuk berdiam selamanya didalam lembah itu.<br />

Demikian <strong>kisah</strong> Boe Kie kami tutup sampai disini untuk bagian kesatu. Untuk mengikuti<br />

perkembangan yang terjadi selanjutnya terhadap diri Boe Kie, pengalaman2 yang aneh dan<br />

luar biasa, dapat anda mengikutinya pada bagian kedua dari <strong>kisah</strong> Boe Kie, yang merupakan<br />

kelanjutannya.<br />

Manusia memang sering mengalami peristiwa2 yang berlawanan dengan kehendak hatinya,<br />

berlawanan dengan keinginannya, bertentangan dengan kemauannya. Dan peristiwa2 yang<br />

terjadi itu memang sering kali terjadi diluar jangkauan dan kehendak manusia, sebab akhirnya<br />

harus diakui yang menentukan adalah Thian (Tuhan) yang maha kuasa.<br />

Demikian juga yang terjadi di diri Boe Kie. Walaupun dia sesungguhnya bermaksud untuk<br />

hidup tenang tentram di lembah itu, hidup dengan penug bahagia, jauh dari sifat2 buruk dan<br />

berpura2 dari manusia2 yang pandai sekali bersandiwara dalam hidup ini, tetapi rupanya<br />

Thian menghendaki lain, sehingga akhirnya Boe Kie akan terlibat dalam beberapa peristiwa<br />

yang hebat, yang akhirnya memaksa Boe Kie harus menyerah terhadap keadaan, yang<br />

akhirnya akan memaksa Boe Kie harus mengakui bahwa manusia hidup di dunia ini memang<br />

harus bermasyarakat.<br />

Seperti di ketahui oleh pembaca didalam <strong>kisah</strong> Boe Kie bagian kesatu, Boe Kie berada<br />

dilembah yang menyenangkan bagi hatinya, ditemani oleh kawanan kera2. kawanan kera itu<br />

merupakan sahabat yang menyenangkan, disamping itu merupakan kawan2 yang memiliki<br />

sifat2 yang masih murni dan polos, bebeda dengan manusia2 yang pernah dikenal oleh Boe<br />

Kie, yang pandai sekali berpura pura.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 591

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!