20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Belum habis perkataannya, ia sudah mengeluarkan teriakan menyayat hati dan jatuh<br />

kebelakang. Semua kawannya terkesiap. Hampir berbareng, sinar berkeradepan di jubah<br />

sikurus kering bergoyang goyang beberapa kali dan dia menghilang dari pemandangan.<br />

Para anggauta Hay see pay kaget tercampur gusar, karena kawan ia yang baru jatuh sudah<br />

putus napasnya dan badannya meringkuk beberapa antaranya sudah melepaskan pikulan<br />

untuk mengejar sikurus. Tapi musuh itu yang gerakannya cepat bagaikan kilat sudah tak<br />

kelihatan bayang2annya lagi.<br />

Jie Thay Giam heran bukan main. "Senjata rahasia apa yang digunakan oleh sijubah sulam?"<br />

tanyanya didalam hati. "Cara bagaimana ia dapat membinasakan orang dengan tangan dan<br />

badan tidak bergerak? Aku berdiri cukup dekat, tapi tak bisa lihat gerakan apapun juga." la<br />

terus bersembunyi dibelakang batu besar, supaya tidak dilihat oleh orang2 Hey see pay yang<br />

sedang gusar.<br />

"Biarlah kita tinggalkan jenazah Loo sie di tempat ini untuk sementara waktu," demikian<br />

terdengar lagi suara pemimpin. "Kita harus membereskan dulu urusan yang lebih penting.<br />

Sebentar, sesudah selesai urusan kita, baru kita merawat jenazah Loo sio. Kitapun harus<br />

nyelidiki siapa adanya musuh itu. Semua kawannya mengiakan dan segera berlalu sambil<br />

memikul pikulan mereka.<br />

Sesudah mereka pergi jauh barulah Jie Thay Giam keluar dari tempat sembunyi dan<br />

mendekati jenazah. Orang itu mati dengan badan meringkuk seperti seekor udang dan dari<br />

tanda tandanya kebinasaannya disebabkan racun yang sangat hebat. Sebab takut kena racun,<br />

ia tak berani menyentuh mayat itu. Ia jadi sangsi dan sesudah berpikir beberapa saat, ia lalu<br />

mengempos semangat dan menyusul kawanan Hay soe pay yang sudah pergi agak jauh.<br />

Sesudah melalui beberapa li si pemimpin rombongan tiba-tiba mengeluarkan seruan perlahan<br />

dan semua kawannya segera berpencaran dan mendekati sebuah gedung disebelah timur laut<br />

dengan tindakan perlahan.<br />

"Apakah golok To liong to berada dalam rumah itu?" tanya Jie Thay Giam dalam hati.<br />

Diatas gedung besar itu terdapat sebuah lubang asap, darimana terus mengepul asap hitam<br />

yang dalam tempo lama berkumpul ditengah udara, tanpa mau buyar. Kawanan penjual garam<br />

gelap itu segera menaruh pikulan ditanah dan setiap orang lalu mengeluarkan sendok kayu<br />

yang digunakan untuk menyendok semacam benda dari dalam keranjang mereka. Benda itu<br />

lalu ditaburkan diseputar gedung. Melihat warna yang putih bagaikan salju, Jie Thay Giam<br />

merasa pasti, bahwa benda tu ialah semacam garam.<br />

"Apa yang disaksikan olehku pada malam ini sungguh luar biasa," pikirnya. "Jika diceritakan<br />

kepada In soe belum tentu ia mau percaya."<br />

Waktu menyebarkan garam itu, orang2 Hay see pay kelihatan sangat ber hati2 seperti juga<br />

kuatir benda itu menyentuh badan mereka. Sebagai seorang yang sudah kawakan dalam dunia<br />

Kang ouw, Jie Thay Giam lantas saja mengerti bahwa garam itu mengandung racun hebat<br />

untuk mencelakakan penghuni gedung itu. Jiwa kesatrianya lantas saja terbangun. "Siapa<br />

salah, siapa benar, aku tak tahu, " pikirnya."Tapi perbuatan orang Hay soe pay terlalu rendah.<br />

Biar bagaimanapun juga, aku harus memberitahukan penghuni rumah itu, supaya dia jangan<br />

sampai celaka dalam tangan manusia2 rendah," Melihat orang2 itu belum menyebar kan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 67

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!