20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Inilah tuduhan yang paling tidak enak bagi Tio Beng, sebab nona itu memang tidak punya<br />

niatan kurang baik. Sesudah mendengar cerita Cia Soen, ia tentu saja tahu bahwa Kim hoa Po<br />

po adalah Seng lie Tay Kie. Tapi ia sungguh2 tidak pernah memikir bahwa penyamarannya<br />

Tay Kie belum bisa ditembus oleh orang Persia. Orang-orang Cong kauw itu masih tak tahu,<br />

bahwa si nenek muka jelek sebenarnya Tay Kie.<br />

Bibir Tio Beng sudah bergerak untuk membalas dengan kata2 yang pedas, tapi melihat<br />

kedukaan Siauw Ciauw ia mengurungkan niatnya. Ia menduga pasti, bahwa di antara si nenek<br />

dan gadis cilik terdapat hubugan yang sangat erat dan ia merasa tidak tega untuk menyerang.<br />

“Siauw Ciauw moay moay,” katanya, “jika aku mempunyai niat untuk mencelakai Kim hoa<br />

Po po biarlah aku mati dalam jalan yang tidak benar.”<br />

Cia Soen sendiri sangat menyesal. Ia tak mengatakan sesuatu apa, akan tetapi dalam hatinya<br />

ia telah mengambil keputusan untuk menolong Tay Kie, jika perlu dengan mengorbankan<br />

jiwa sendiri.<br />

Sementara itu sambil menangis Siauw Ciauw berkata, “Mereka mengutuki Po po menikah dan<br />

mengkhianati agama, Po po harus dihukum bakar hidup hidupan.”<br />

“Siauw Ciauw, jangan bingung,” bujuk Boe Kie. “Begitu ada kesempatan, aku akan segera<br />

menerjang untuk menolong Po po.”<br />

Sebab sudah biasa menggunakan panggilan Po po, maka biarpun sekarang Cie san Liong ong<br />

sudah tak memakai topeng ia masih tetap menggunakan istilah itu. Walaupun sudah berusia<br />

setengah tua, dengan mukanya yang asli, kecantikan nyonya itu tak kalah dari Tio Beng dan<br />

Cie Jiak. Awet muda dan kelihatannya seperti kakak Siauw Ciauw.<br />

“Tak mungkin!” kata Siauw Ciauw dengan suara parau. “Kau takkan bisa melawan sebelas po<br />

toe ong dan Sam soe. Kalau kau menerjang, kau seperti juga mengantarkan jiwa. Sekarang<br />

mereka sedang berunding untuk merebut pulang Peng seng ong.”<br />

Hmm!... Andaikata Peng seng ong bisa pulang dengan selamat, mukanya yang tercetak<br />

beberapa huruf sudah tak keruan macam,” kata Tio Beng dengan suara mendongkol.<br />

“Huruf apa?” tanya Boe Kie.<br />

Jawab nona Tio, “Seng hwee leng yang memukul pipinya… agh!...” Tiba2 ia ingat sesuatu.<br />

“Siauw Ciauw! Apa kau mengenal bahasa Persia?”<br />

“Kenal”<br />

“Coba lihat! Huruf apa yang tercetak di pipi Peng teng ong?”<br />

Siauw Ciauw segera memeriksa pipi “raja” itu yang bengkak. Ia melihat tiga baris huruf<br />

Persia yang tercetak di daging Peng teng ong. Ternyata pada setiap Seng hwee leng terdapat<br />

ukiran huruf2 Persia dan pukulan itu sudah mencetak huruf2 tersebut. Tapi sebab hanya<br />

sebagian senjata yang mampir di pipi, maka tak semua huruf tercetak di pipi Peng teng ong.<br />

Sebagaimana diketahui, Siauw Ciauw pernah mengikut Boe Kie masuk di jalan rahasia Kong<br />

Beng teng dan ia pernah menghafal Kian koen Tay lo ie. Maka itu meskipun tak mengerti dan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1098

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!