20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tanda bahwa Thio Sam Hong tengah mengerahkan Lweekang yang sangat dahsyat. Berselang<br />

kira2 setengah jam, se-konyong2 Jie Thay Giam mengeluarkan teriakan menggeledek,<br />

sehingga ruangan itu se-olah2 tergetar.<br />

Touw Tay Kim terkesiap dan tanpa merasa, ia melompat bangun dari kursinya. Ia melirik<br />

Thio Sam Hong dan dapat kenyataan, paras muka orang itu mengunjuk rasa jengkel atau rasa<br />

girang, sehingga sukar sekali ditebak apa artinya teriakan Jie Thay Giam itu.<br />

"Siong Kee, Lie Heng, bawalah Samkomu kedalam kamar supaya ia bisa mengaso."<br />

Sesudah menjalankan titah gurunya, mereka masuk lagi kedalam ruangan itu, "Soehoe, apa<br />

ilmu silat Samko bisa pulih lagi seperti biasa?" tanya In Lie Heng.<br />

Thio Sam Hong menghela napas panjang. Selang beberapa saat, barulah ia menjawab dengan<br />

suara perlahan: "Apakah jiwanya bisa tertolong, masih harus menunggu tempo sebulan.<br />

Urat2nya yang sudah rusak dan tulang2-nya yang patah, tak bisa disambung lagi. Selama<br />

hidupnya...." ia tak dapat meneruskan perkataannya dan hanya meng-geleng2kan kepalanya<br />

dengan paras berduka.<br />

Mendengar jawaban itu, In Lie Heng tak bisa menahan lagi rasa sedihnya, ia lantas saja<br />

menangis tersedu2. Diantara saudara seperguruannya, biarpun sudah memiliki kepandaian<br />

sebagai ahli silat kelas utama, hatinya paling lembek dan mudah sekali menangis.<br />

Melihat saudaranya menangis, Thio Coei San lantas meluap darahnya. Dengan sekali me<br />

lompat, tangannya melayang menggaplok muka Touw Tay Kim. Congpiauw tauw ini coba<br />

menangkis, tapi tangan Thio Coei San menyambar bagaikan kilat cepatnya dan pipinya sudah<br />

kena digampar. Kena belum puas, Coei San lalu mengirim tinju kepinggang Touw Tay Kim<br />

tapi untung sebelum mengenakan sasarannya, Thio Siong Kee keburu men dorong pundak<br />

saudaranya sehingga tinju itu jatuh ditempat kosong. Saat itu, Touw Tay Kim pun coba<br />

menolong diri dengan melomat kebelakang dan selagi ia melompat tiba2 terdengar suara<br />

"trang" sepotong emas jatuh dilantai dari sakunya.<br />

Thio Coei San menjemput emas itu dan berkata dengan suara dingin "manusia serakah begitu<br />

lihat berkredepnya emas kau segera menyerahkan Jie Samko kepada orang...." Tiba2<br />

perkataannya putus ditengah jalan disusul dengan seruan "ih".<br />

"Toako" katanya sambil mengawasi potongan emas itu, "lihatlah tapak jari2 ini adalah akibat<br />

ilmu Kim kong cie dari Siauw lim pay"<br />

Song Wan Kiauw meneliti potongan emas itu beberapa lama dan kemudian menyerah kan<br />

kepada sang guru yang lalu mengawasi dengan penuh perhatian dan membulak balik nya<br />

beberapa kali tapi tidak berkata apa2.<br />

"Soehoa" teriak Thio Coei San "tak bisa salah lagi itulah ilmu Kim kong cie dari Siauw lim<br />

pay. Dalam dunia ini tiada lain partai yang memiliki ilmu begitu, Soeboe bukankah begitu?"<br />

Pada saat itu didepan mata Thio Sam Hong kembali terbayang kejadian dimasa lampau. Ia<br />

ingat bagaimana diwaktu masih kecil ia melayani gurunya. Kak wan Tay Soe yang bertugas<br />

dalam Cong keng kok, bagaimana mereka telah merobohkan Koen loen Sam sang, bagaimana<br />

mereka kabur dengan diuber oleh pendeta Siauw Him sie, dan bagaimanaia akhirnya menetap<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 108

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!