20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Menurut penglihatanku urusan ini sangat mencurigakan dan mungkin sekali orang sedang<br />

memasang jebakan untuk menjebak kita."<br />

Soe Pauw tauw tertawa dingin seraya berkata "sesudah makan dari perusahaan piauw,<br />

memang siang malam kita hidup diujung senjata. Kalau Ciok Sam ko mau hidup tenteram,<br />

kau harus berdiam saja dirumah sambil mendukung bayimu dan jangan berkelana diluaran."<br />

Kedua Piauw tauw itu lantas saja mulai bertengkar keras, sehingga Touw Tay Kim harus<br />

datang disama tengah, "Jie wie jangan tarik urat," katanya sambil tersenyum. "Piauw sudah<br />

diterima dan kita memang tidak boleh mundur lagi, Orang kata, musuh datang jenderal<br />

menyambut, air datang tanah menguruk. Bahwa Ciok Sam ko memikiri So So istri kakek<br />

lelaki dan anaknya, adalah kejadian yang sangat bisa dimengerti. Sekarang begini saja, kita<br />

mengirim semua orang tua, perempuan dan anak2 dari keluarga piauw hang kesebuah<br />

kampung diluar kota Lim an. Tindakan ini bukan sebab kita bernyali kecil, tapi hanya untuk<br />

menjaga akan terjadinya segala kemungkinan.<br />

Sehabis berkata begitu, ia segera memerintah kan sejumlah pegawai piauw hang untuk segera<br />

mengantar keluarga para piauw tauw ke sebuah dusun guna menyingkirkan diri sementara<br />

waktu.<br />

Semua orang yang bakal mengiring piauw istimewa itu, lantas saja makan kenyang dan<br />

mempersiapkan bekalan untuk disepanjang jalan. Sesudah beres, seorang pegawai segera<br />

membawa bendera piauw dengan kedua tangannya dan berjalan kepintu tengah dari gedung<br />

Liong boen Piauw tok. Sambil membuka bendera itu, ia membentak: "Liong boen sam yauw<br />

lee, Hie jie hoa wia long!" (Tiga ekor gabus yang sedang melompat dari Liong boen, akan<br />

berubah menjadi <strong>naga</strong>).<br />

Sementara itu, macam2 pikiran masuk kedalam otak Jie Thay Giam yang rebah dalam sebuah<br />

kereta. "Selama berkelana dalam dunia Kangouw aku selalu memandang rendah orang2<br />

Phiauw hang, katanya didalam hati. "Tak dinyana, selagi menghadapi bencana besar, aku<br />

harus diangkut ke Boe tong san oleh mereka." Dilain saat, ia bertanya pada dirinya sendiri<br />

"Siapakah sahabat she In itu yang sudah menolong jiwaku? Didengar dari suaranya, ia<br />

mestinya seorang perempuan dan menurut katanya Cong piauw tauw, parasnya tampan dan<br />

ilmu silatmya tinggi. Tapi cara2nya sungguh luar biasa. Hanya sayang, aku tak dapat melihat<br />

wajahnya dan, juga tak bisa menghaturkan terima kasih. Jika bisa terlolos dari kebinasaan.<br />

aku pasti akan membalas budinya yang sangat besar itu."<br />

Kereta berjalan terus dan waktu hampir tiba dipintu kota, se-konyong2 terdengar teriakkan<br />

Touw Tay Kim: "Mengapa kamu kembali? Aku sudah memesan, kamu tak boleh balik ke<br />

Lim-an."<br />

"Cong...cong-piauw- tauw," demikian terdengar jawaban ter putus?. "Kami...kuping kami!"<br />

"Siapa yang potong kupingmu?" teriak pula Touw Tay Kim dengan suara gusar tercampur<br />

kaget.<br />

"Selagi...mengantar...Loa tay tay (nyonya tua ibu Touw Tay Kim) keluar kota, baru kira2 dua<br />

li, kami....dicegat orang," menerangkan orang itu dengan suara gemetar: "Pencegat2 itu bengis<br />

dan ganas sekali. Keluarga Liong boen Piauw kiok tidak boleh meninggalkan kota Lim an,<br />

kata satu diantaranya. Aku coba melawan dengan mulut, tapi orang itu lantas saja menghunus<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 92

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!