20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ilmu surat dan ilmu perang). Beliau adalah putra yg tercinta dari Jie Lam ong Ong ya.<br />

Siauwjin belum punya rejeki untuk melihat muka emasnya.”<br />

Cie Jiak mengeluarkan suara dihidung, tapi dia tidak menanya lagi.<br />

“Gie hoe, apa kita boleh turut merek?” tanya Boe Kie.<br />

“Sesudah mengambil barang2 kita disana, kita boleh lantas naik kapal,” jawabnya. “Tuan<br />

tunggu saja disini.”<br />

“Biar Siauwjin dan anak buah kami yang mengangkut perbekalan kalian,” kata Pas Tai.<br />

Cia Soen tertawa, “Perbekalan apa? Beberapa potong barang kita tidak dapat dinamakan<br />

perbekalan. Kami tidak berani menerima tawaran tuan,” katanya.<br />

Seraya berkata begitu, ia berlalu sambil menuntun tangan Boe Kie dan Cie Jiak. Setibanya<br />

dibelakang gunung, ia berhenti dan berkata, “Secara mendadak Tio Beng mengirim kapal. Di<br />

balik tindakan ini pasti bersembunyi tipu keji. Bagaimana kita harus menghadapinya?”<br />

“Gie hoe, apa kau rasa… Tio Beng… berada di kapal itu?” tanya Boe Kie.<br />

“Entahlah,” jawabnya. “Bagus sungguh kalau benar perempuan siluman itu berada dikapal.<br />

Kita hanya harus berhati2 dalam makanan.”<br />

Cia Soen manggut2kan kepalanya.<br />

“Menurut taksiranku, Tio Beng tidak ikut serta,” katanya pula. “Menurut ia ingin menulad<br />

tindakan orang Persia. Ia memancing kita kekapal dan setelah kapal berada ditengah lautan,<br />

pasukan laut Mongol akan mengurung dan menenggelamkan kapal yg ditumpangi kita.”<br />

Boe Kie mengeluarkan keringat dingin.<br />

“Tapi.. apa benar dia begitu busuk?” tanyanya dengan suara gemetar. “Dia sudah tinggalkan<br />

kita dipulau ini yang akan menjadi kuburan kita. Apa itu masih belum cukup? Pada<br />

hakekatnya kita bertiga belum pernah berdosa besar terhadapnya.”<br />

Cia Soen tertawa dingin, “Kau sudah melepaskan anggota2 enam partai dari Ban hoat sie,”<br />

katanya. “Apa kau kira dia tidak sakit hati? Bagi peremouan siluman itu, perempuan siluman<br />

meninggalkan kita di pulau ini memang tak cukup sebab kita masih bisa pulang ke Tiong<br />

goan. Menghilangnya kau sudah pasti akan menggemparkan semua anggota Beng kauw.<br />

Mereka pasti akan berusaha untuk mencari kau. Dalam usaha ini, mungkin sekali mereka akan<br />

mencari sampai disini. Maka itu, jalan yg paling baik bagi si perempuan siluman adalah<br />

membinasakan kita dengan mengirim kita kedasar laut.”<br />

“Tapi Gie hoe,” kata si anak dengan suara sangsi, “Kalau mereka menenggelamkan kapal<br />

yang ditumpangi kita dengan tembakan meriam, bukankah Pas Tai dan lain2 anak buah kapal<br />

bakal turut binasa?”<br />

Cia Soen tertawa terbahak2. Sesudah itu ia pun menghela napas berulang2. “Anak Boe Kie!<br />

Pikiranmu terlalu sederhana,” katanya. “Apa kau rasa orang2 yg seperti dia menghiraukan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1128

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!