20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Coei San menggoyangkan tangannya. "Tapi siauw tee masih tetap berpendapat, bahwa<br />

perkataan itu sudah dikeluarkan Insoe karena beliau terlalu memikirkan siauwtee," katanya<br />

dengan suara ter haru. "Andaikata benar Insoe mempunyai niat begitu, biar bagaimanapun<br />

jua, siauwtee tak akan dapat menerimanya."<br />

Mendadak Lian Cioe berpaling kearah So So. Ia bersenyum seraya berkata: "Teehoe pergilah<br />

kau melindungi Boe Kie, supaya ia tak jadi kaget. Urusan diluar akan diurus olehku dan<br />

Ngotee."<br />

So So memandang kedarat, tapi ia tak dapat melihat sesuatu yang luar biasa. Selagi ia<br />

bersangsi, Lian Cioe berkata pula: "Diantara pohon pohon itu bersembunyilah orang dan<br />

diantara rumput alang-alang disebelah depan pasti bersembunyi perahu-perahu musuh"<br />

So So membuka rnatanya lebar-lebar dan mengawasi keempat penjuru, tapi ia tetap tak<br />

melihat apapun jua. Diam-diam dia menduga mata sang Jiepeh kabur.<br />

Sekonyong konyong Lian Cioe berteriak: "Boe tong san Jie Jiehiap dan Thio Ngo hiap<br />

numpang lewat ditempat ini. Kami memohon kalian sudi memaafkan, jika kami melanggar<br />

kesopanan. Kami mengundang kalian untuk naik keperahu ini guna minum bersama-sama."<br />

Teriakan Lian Cioe diikuti dengan suara air yang terpukul dayung dan sesaat kemudian, dari<br />

antara rumput alang-alang muncullah enam buah perahu kecil yang didayung cepat sekali dan<br />

yang kemudian berbaris dan menghadang dari satu tepi kelain tepi sungai. Dari salah sebuah<br />

perahu itu terdengar suara "uuu...uuu..." dan dilepaskan sebatang anak panah pertandaan,<br />

yang mengeluarkan suara nyaring. Hampir berbareng, dari antara gerombolan pohon pohon<br />

melompat keluar belasan orang yang ringkas dan badannya semua mengenakan pakaian<br />

warna hitam dan semua mencekal senjata. Sedang muka mereka ditutup dengan topeng kain<br />

yang berwarna hitam juga.<br />

So So kagum tak kepalang. "Nama besar Jie peh sungguh bukan nama kosong," pikirnya.<br />

Melihat jumlah musuh yang besar cepat cepat ia masuk kedalam gubuk perahu untuk<br />

melindungi puteranya. Anak itu ternyata sudah mendusin. Sesudah merapikan pakaiannya ia<br />

berbisik "Anak kau jangan takut!"<br />

"Sahabat dari mama yang akan berkunjung?" tanya Lian Cioe. "Boe tong Jie Jie dan Thio Ngo<br />

hiap menyampaikan salam persahabatan."<br />

Tapi tak satu manusiapun yang muncul dari perahu-perahu itu dan pertanyaan Jiehiap tetap<br />

tidak mendapat jawaban.<br />

"Celaka!" Lian Cioe mengeluarkan seruan tertahan dan lalu melompat keair. Ia kelahiran<br />

Kang lam dan rumah tinggalnya berdekatan dengan sungai, sehingga semenjak kecil ia sudah<br />

mahir dalam ilmu berenang.<br />

Ia menyelam dan melihat empat orang sedang berenang mendekat, ia mengerti maksud<br />

mereka yaitu ingin membor dasar perahu supaya perahu itu karam.<br />

Jie Lian Cioe segera bersembunyi disamping badan perahu. Begitu lekas keempat orang itu<br />

datang dekat, kedua tangannya bergerak dan dua orang sudah tertotok jalanan darahnya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba <strong>29</strong>6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!