20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Boe Kie jadi bingung. Ia tak tahu, bahwa dalam melatih ilmu selalu tiga puluh tahun lebih<br />

dengan bersemedhi dalam kamar tertutup, ketiga pendeta itu telah mencapai sebuah<br />

"Perpaduan pikiran." Dengan demikian apa yang dipikir oleh seorang pendeta lantas saja bisa<br />

di rasakan oleh kedua pendeta lainnya. Adanya perpaduan pikiran itu memungkinkan sebuah<br />

kerja sama yang sangat sempurna.<br />

Boe Kie mulai putus harapan. “Dilihat begini, biarpun mendapat bantuan Gwakong dan yang<br />

lain-lainnya, belum tentu aku bisa mengalahkan mereka," pikirnya. "Apakah Giehoe tak akan<br />

bisa ditolong? Apa hari ini aku harus mati di tempat ini?"<br />

Karena bingung, pemusatan semangatnya lantas saja terpecah. Dilain detik, pundaknya<br />

tertotok lima jari tangan Touw ciat dan rasa sakit masuk di sumsum. Tiba-tiba ia ingat<br />

sesuatu, “Kalau mesti mati, aku rela mati. Tapi sebelum mati, aku harus menyampaikan rasa<br />

penasaran Gie-hoe. Giehoe seorang yang beradat tinggi. Sesudah dapat ditangkap, ia menjadi<br />

lebih-lebih sungkannya untuk mengeluarkan sepatah kata membela diri."<br />

Memikir begitu, ia lantas saja berkata dengan suara nyaring. "Sam wie Loosiansoe!<br />

Boanpwee sudah terkurung dan boan pwee akan binasa. Seorang lelaki sejati tak takut. Tapi<br />

sebelum berpulang ke alam baka boan pwee ingin lebih dulu memberitahukan...” Dua<br />

tambang menyambar dan sesudah memunahkan dua senjata itu, ia berkata pula, "Nama Goantin<br />

yang sebenarnya, yaitu nama pada sebelum ia menjadi murid Siauw lim sie, ialah Sengkoen,<br />

bergelar Hoe goan Pek lek chioe. Dia adalah guru dari Gihoe."<br />

Mendengar bicaranya Boe Kie, ketiga pendeta itu kaget bukan main. Mereka kaget sebab<br />

menurut kebiasaan, seorang yang sedang bertempur dengan menggerahkan Lweekang, tak<br />

boleh bicara. Sekali bicara te<strong>naga</strong> dalamnya buyar. Bahwa Boe Kie bicara selagi bertempur<br />

merupakan bukti bahwa pemuda itu memiliki Lweekang lain dari yang lain. Sebab dikelabui<br />

Goan tin, ketiga tetua itu beranggapan bahwa Boe Kie manusia jahat. Makin tinggi<br />

kepandaiannya, makin besar bahayanya untuk masyarakat. Maka itu mereka berpendapat,<br />

bahwa dengan membinasakan pemuda itu, mereka berbuat kebaikan untuk umat manusia.<br />

Sebab adanya anggapan itu, mereka tak menghiraukan dan terus menyerang sehebathebatnya.<br />

Boe Kie berkata pula, "Sam wie Loosiansoe harus tahu, bahwa Seng koen dan Yo Kauwcoe<br />

dari Beng kauw adalah saudara seperguruan. Mereka berdua sama-sama jatuh cinta kepada<br />

seorang Sumoay (saudari seperguruan) yang belakangan menjadi isteri Yo Kauwcoe. Seng<br />

koen sakit hati dan ia lantas memusuhi Beng kauw." Dengan suara lantang Boe Kie terus<br />

menceritakan segala rahasia yang meliputi sepak terjangnya Seng koen. Ia menuturkan cara<br />

bagaimana Yo Hoejin mengadakan pertemuan rahasia dengan Seng koen, sehingga lantaran<br />

gusar, Yo po Thian meninggal dunia, cara bagaimana dengan berlagak mabuk, Seng koen<br />

coba merusak kehormatan isterinya Cia Soen dan lalu membasmi keluarga Kim mo Say ong,<br />

cara Seng koen mengatur tipu sehingga Cia Soen jadi kalap dan <strong>membunuh</strong> banyak orang<br />

dalam Rimba persilatan, cara bagaimana ia mengangkat Kong kian menjadi guru dan<br />

belakangan memancing guru itu supaya menerima pukulan Cia SOEN, tapi dia sendiri tak<br />

muncul sehingga Kong-kian meninggal dunia dengan penuh rasa penasaran...<br />

Makin mendengar ceritera itu, Touw ok bertiga jadi makin kaget. Walaupun hebat ceritera itu<br />

kedengarannya sangat beralasan dan sesuai dengan beberapa kenyataan. Gerakan tambang<br />

Touw ok lantas saja berubah perlahan.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1304

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!